Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta tidak keberatan dengan rencana sejumlah ormas dan pendukung calon presiden untuk mengawal secara khusus setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April nanti. Di antaranya adalah gerakan Putihkan TPS dan Rabu Putih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Semua orang mempunyai hak untuk datang ke TPS," ujar anggota Bawaslu DKI Jakarta Burhanuddin saat dihubungi, Rabu 3 April 2019.
Rencananya, beberapa ormas seperti Forum Umat Indonesia akan menggelar Aksi Putihkan TPS yang diawali dengan Subuh Akbar. Kelompok ini berafiliasi dengan pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi. Ada pula pendukung pasangan calon presiden 01 yang juga akan melakukan Rabu Putih TPS.
Burhan mengatakan, penyelenggara Pemilu hingga aparat keamanan tidak keberatan dengan sejumlah aksi di TPS tersebut. Massa aksi nantinya juga tidak harus berkoordinasi atau bahkan meminta izin untuk melakukan kegiatan tersebut. Namun, kata Burhan, setiap aksi tersebut tidak boleh sampai mengintimidasi penyelenggara hingga pemilih. "Khususnya di TPS," ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal FUI, Muhammad Gatot Saptono alias Muhammad Al Khaththath, mengatakan Aksi Putihkan TPS dilakukan untuk memastikan proses Pemilu bersih tanpa kecurangan. FUI telah menggencarkan simulasi kegiatan tersebut di masjid-masjid.
Massa dari kelompok yang sama menggeruduk ke kantor KPU usai simulasi Putihkan TPS di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, pada Minggu 31 Maret 2019.