Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengkritik kondisi waduk Brigif di Jagakarsa yang telah selesai dibangun kontraktor tetapi kurang terawat. Dia mengatakan kontraktor yang membangun waduk tapi tidak melakukan pemeliharaan sesuai kesepakatan harus diberikan sanksi tegas.
“Kami sudah meminta Dinas Sumber Daya Air DKI untuk merawat Waduk Brigif dan prasarana serupa di wilayah Jakarta yang telah rampung dibangun menggunakan APBD tidak luput untuk dirawat,” katanya dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 15 April 2023.
Menurut Ida, pembangunan waduk Brigif di lahan seluas 10 hektare itu dibiayai APBD DKI 2022. Maka Dinas Sumber Daya Air (SDA) diminta segera menagih tanggung jawab kontraktor untuk melakukan perawatan. Dinas SDA DKI jangan menunggu waktu pemeliharaan oleh kontraktor berakhir.
Politikus PDIP itu pun meminta Badan Pelayanan Barang dan Jasa (BPBJ) DKI Jakarta memblacklist kontraktor pemenang lelang pengadaan barang dan jasa yang tidak bekerja secara profesional sehingga merugikan Pemprov DKI Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“BPBJ harus mencari kontraktor profesional," katanya.
Heru Budi telah minta jajarannya untuk rawat Waduk Brigif
Menanggapi kritikan tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono telah meminta jajarannya untuk merawat Waduk Brigif di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pemeliharaan waduk menjadi tanggung jawabnya Dinas Lingkungan Hidup (LH), Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, serta Dinas SDA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Waduk Brigif tadi saya sudah telepon Dinas LH untuk angkut sampah dan Dinas Taman untuk potong rumput," kata dia usai meninjau stok daging di PD Dharma Jaya, Jakarta Timur, Selasa, 18 April 2023.
Heru Budi juga akan memastikan kebenaran dari kritik yang dilayangkan Ida terlebih dulu ke Dinas SDA DKI. "Nanti saya tanya SDA, kayaknya SDA, tapi nanti saya pastikan," ujar Kepala Sekretariat Presiden ini.
Namun demikian, ia meminta warga untuk turut berpartisipasi menjaga kebersihan area waduk buatan seluas 10,3 hektare itu. Salah satu caranya dengan tidak membuang sampah sembarangan.
"Saya minta juga tidak ada warga yang buang sampah, itu kan untuk waduk, nanti klaimnya ke Pemda lagi. Harus sama-sama disiplin," ujar mantan Wali Kota Jakarta Utara ini.
Waduk Brigif adalah salah satu program penanganan banjir di Ibu Kota yang dicetuskan mantan Gubernur Fauzi Bowo alias Foke. Dilansir dari pemberitaan Koran Tempo, dulu Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya pernah menduga adanya kejanggalan pembebasan lahan waduk.
Sebab, anggaran pembelian lahan Waduk Brigif mencapai Rp 130,7 miliar pada 2011-2018. Akan tetapi, dalam kartu inventaris barang (KIB) Dinas SDA DKI, bidang tanah yang telah dibebaskan tercatat hanya Rp 73,1 miliar.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka Ruang Limpah Sungai Brigif di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Kamis, 6 Oktober 2022. Ruang limpah ini untuk mendayagunakan nature based solution guna mengurangi kerusakan lingkungan dalam upaya mengendalikan air sungai penyebab banjir.
"Ini project pertama berbasis alam untuk menyelesaikan masalah limpahan air sungai," ujar Anies kala itu.
Nature based solution memanfaatkan infrastruktur biru dan hijau sehingga waduk tidak hanya menampung air dan mencegah banjir. Tetapi juga menjadi suatu ekosistem yang hidup dan sehat bagi masyarakat.
MUTIA YUANTISYA