Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ruangan itu merupakan salah satu andalan Museum Nasional Kazakstan. Di dalamnya disajikan temuan kerajinan emas dari berbagai wilayah Kazakstan sejak zaman sebelum Masehi, dari yang berbentuk manik-manik, kalung, bros, anting-anting, perhiasan tangan, sampai aneka ragam hiasan baju dan senjata.
Primadona ruangan itu adalah The Golden Man, patung rekonstruksi laki-laki dengan tinggi seukuran manusia tegap. Ia mengenakan topi lonjong berhias emas. Ia tampak sebagai panglima tempur dengan pelapis kostum atau semacam rompi zirah yang seluruhnya bermotif emas. Bagian bawah kakinya, dari lutut sampai tumit, juga dibungkus emas. Golden Man boleh dibilang merupakan ikon Museum Nasional Kazakstan. Bahkan, sejak kemerdekaan Kazakstan pada 1991, ia menjadi simbol heritage negeri tersebut.
“Tentu saja yang dipamerkan di tubuh The Golden Man bukan emas asli. Yang asli kami simpan,” kata Karina Muratovna, petugas museum. Semua emas tersebut ditemukan di pekuburan kuno di kawasan kurgan Issyk, Kazakstan selatan, dekat Kota Almaty. Pekuburan itu berasal dari masa empat abad sebelum Masehi. Pada 1969-1970, arkeolog Profesor Kimal A. Akishev mengadakan penggalian kuburan-kuburan yang ditengarai merupakan peninggalan suku Saka. Suku Saka adalah suku nomaden yang mengembara di wilayah Asia Tengah berabad-abad sebelum Masehi. Raja Persia Darius I dan penguasa Makedonia, Alexander Agung, pernah berperang dengan suku ini. Lokasi ekskavasi yang digali Akishev berada di bagian selatan Issyk. Di sana ada sekitar 40 kuburan kuno suku Saka.
Di sebuah kuburan dengan panjang 3,3 meter, lebar 1,9 meter, dan tinggi 1,5 meter, Akishev menemukan kerangka manusia utuh dengan kepala menghadap barat. Tinggi tulang itu 165 sentimeter. Dan, yang menakjubkan, di samping kanan-kiri tengkorak dan kerangka berhamburan emas-emas yang tadinya merupakan hiasan kepala, baju, dan sepatunya. Juga bergeletakan artefak pedang besi. Saat dikuburkan berabad-abad lalu, jenazah itu tampaknya mengenakan kostum kebesaran yang dilengkapi senjata serta beberapa barang pribadinya.
Menurut hasil uji asam deoksiribonukleat (DNA) pada sisa tulang, usia orang yang dikuburkan diperkirakan 17-18 tahun. Dia terlihat berasal dari kalangan ningrat. Hiasan di mahkotanya yang tinggi dan lonjong diperkirakan ditempeli 150 emas berbentuk macan tutul, kambing Siberia, domba gunung, kuda, dan burung. Penutup kupingya berdesain sayap-sayap. Para arkeolog menyebutkan kostum yang dikenakan dihiasi sekitar 3.000 hiasan emas. Penggunaan material emas menunjukkan suku Saka telah memiliki tingkat pencapaian metalurgi yang sangat tinggi.
Selanjutnya, mengelilingi museum, kita bisa melihat sajian artefak dari zaman ke zaman. Terdapat artefak pada masa awal Kazakstan menjadi area perlintasan Jalur Sutra. Karavan-karavan dengan sistem yang terorganisasi saat itu pulang dari Cina menuju Timur Tengah, Eropa, dan India. Barang-barang dari Cina sampai ke Roma. Kita juga bisa menyaksikan artefak suku Hun dan Kipchak asal Turki, dua suku yang menguasai Kazakstan setelah era Saka. Juga, terutama, artefak dari kultur Mongol, yang masuk ke Kazakstan pada 1218.
Pada 1224, seluruh teritori Kazakstan saat ini menjadi bagian dari imperium Genghis Khan. Anak sulung Genghis Khan, Dzuchi, menguasai seluruh Kazakstan. Bangsa Mongol makin memajukan perdagangan. Mereka memiliki sistem pos menggunakan kuda. Sekitar akhir abad ke-14, seluruh Asia Tengah dan Kazakstan selatan dikuasai Timur Lenk (1336-1405). Walhasil, selama kurang-lebih 200 tahun, sejak awal abad ke-13 hingga ke-15, Kazakstan di bawah kontrol Genghis Khan dan keturunannya. Kerajaan Kazak berdiri setelah runtuhnya Mongol, diawali oleh dua keturunan Genghis Khan, yaitu Kerei dan Janibek, yang memerintah bersama selama 1465-1480. Kerajaan itu terus berdiri hingga Khan terakhir, Kenesary, memerintah pada 1841-1847.
Temuan artefak berupa benda-benda di pekuburan, gerabah, keramik, koin, pedang, panah, topeng, kostum, stempel, lampu, sabuk, alat musik, kain dengan ornamen-ornamen yang khas, serta peralatan upacara dari tiap zaman itu dipamerkan. Kita mendapat gambaran budaya, seni, dan militer stepa. Museum pun membuat rekonstruksi penggunaan beberapa temuan penting.
Salah satunya kerangka kuda utuh dari ekskavasi di pekuburan Lembah Berel, kawasan pegunungan Altai, timur laut Kazakstan, yang dekat dengan perbatasan Rusia dan Mongolia. Diperkirakan tulang kuda itu berasal dari abad ke-3 hingga ke-4 sebelum Masehi. Sebagaimana Golden Man, di samping kerangka kuda itu didapati perhiasan-perhiasan emas. Kuda adalah harta utama bagi suku Saka. Di museum, kita bisa menyaksikan patung-patung kuda yang dilengkapi replika hiasan emas. Leher kuda itu berkalung emas. Pelananya, bagian kepala, dan surainya juga berpenutup emas. Kita dapat lebih konkret membayangkan kira-kira kegunaan emas di kuburan kuda itu untuk apa, bukan disuguhi artefak dengan teks keterangan belaka.
SENO JOKO SUYONO (NUR-SULTAN)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo