Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah Dasar Negeri Gunungsari 2 di Citeureup berada tak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, namun kondisinya minim fasilitas.
Baca: Anies Beri Penghargaan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Hingga RW
Ruang kelas di sekolah itu hanya ada 6. Akibatnya, murid sekolah itu harus belajar berdesakan. Ruang kelas yang idealnya diisi 30 murid terpaksa menampung 50 anak.
Sekolah itu juga tak memiliki perpustakaan, musala maupun lapangan olah raga. Sekolah tersebut pun tak memiliki pagar. Hanya ada penanda plang SDN Gunungsari 2 yang menandai ada sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SDN Gunungsari berada di Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Memasuki lingkungan sekolah, kondisi becek karena sehabis hujan menjadi pemandangan sekolah yang memiliki luas kurang lebih 5000 meter tersebut. Sepatu langsung berlepotan tanah merah ketika melintasi halaman sekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sudah mengajukan untuk konblok, turap dan pemagaran, tapi untuk tahun anggaran ini kami belum diprioritaskan,” kata Kepala Sekolah SDN Gunungsari 2, Veronika saat ditemui Tempo, Jumat 14 Desember 2018.
Veronika mengatakan, semenjak dibangun pada 1984, bangunan sekolah hanya mengalami satu kali perbaikan, yaitu renovasi empat ruang kelas pada tahun 2017. Tahun ini, dilakukan pengerjaan pembangunan fasilitas MCK.
“Disini hanya ada enam rombel (rombongan belajar), karena keterbatasan fasilitas, bahkan kami belum memliki perpustakaan,” kata Veronika.
Veronika mengatakan, meski keterbatasan sekolah, prestasi non akademik para siswa disana terbilang banyak, “Pialanya selemari alhamdulillah prestasi mah banyak,” kata Veronika.
Salah seorang guru, Saprudin mengatakan, total guru yang mengajar di sekolah tersebut hanya delapan orang termasuk kepala sekolah. “Kadang kepala sekolah juga ikut ngajar,” kata Saprudin yang mengajar murid kelas tiga.
Baca: Rehabilitasi Baru Beberapa Bulan, Atap Sekolah Sudah Bocor
Saprudin mengatakan, dirinya sudah lima tahun mengajar di sekolah tersebut. Dirinya pun mengungkap kesulitan dengan aktivitas belajar mengajar mengingat keterbatasan fasilitas. “Seperti latihan pramuka, anak anak tak jarang melakukannya di luar sekolah, karena lapangannya terbatas,” kata Saprudin.