Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidur dengan kipas angina menyala jadi rutinitas sebagian orang. Angin sepoi-sepoi dari kipas angin membantu tetap sejuk dan nyaman di malam hari, ditambah suara pelan kipas angin bisa menjadi white noise yang bikin tidur nyenyak. Tapi, amankah tidur dengan kipas angina menyala?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidur dengan kipas angin ada untung ruginya, tapi kebanyakan berbahaya bagi kesehatan. Inilah alasan mengapa tidur di sebelah kipas angin kurang ideal untuk kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Memicu alergi dan asma
"Pada pasien dengan alergi terhadap debu atau antigen dalam ruangan lainnya, kipas angin dapat mengaduk partikel di dalam ruangan atau menyebarkan debu yang terkumpul pada kipas itu sendiri," kata Raj C. Dedhia, profesor otorhinolaryngology dan obat tidur di University of Pennsylvania's Perelman School of Medicine, Amerika Serikat.
Kipas angin dapat menyebarkan tungau debu, bulu hewan peliharaan, dan lainnya, yang dapat memperburuk gejala alergi atau asma.
2. Bisa membuat kualitas udara buruk
Membuka jendela dan menyalakan kipas angin di malam hari mungkin membuat kamar menjadi sejuk, tapi itu lebih banyak kerugiannya. Jika tinggal di lingkungan perkotaan di mana ada banyak partikel emisi diesel, kipas angin dapat memasukkan polutan udara luar ruangan ke dalam dan terhirup.
"Itu sangat berbahaya, baik ada alergi debu atau tidak," kata Sam Huh, kepala otolaringologi di Rumah Sakit Mount Sinai Brooklyn.
3. Bikin hidung tersumbat
Jika pernah mengalami hidung tersumbat setelah tidur dengan kipas angin menyala, ternyata ada alasannya. Aliran udara langsung yang bertiup menyerap kelembapan dari tubuh dan mengeringkan selaput lendir, kata Hah.
Setelah hidung Anda teriritasi, muncul lendir secara berlebihan. Itu karena kelenjar musin bekerja mengkompensasi dan menutupi semua bagian kering di saluran hidung, katanya. Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan selaput lendir dan menyebabkan mampet.
4. Lebih mudah sakit
Ketika sering tidur dengan kipas angin, selaput lendir mungkin mengering. Dan tanpa jumlah lendir yang tepat, orang menjadi lebih rentan sakit. "Normalnya lendir kita memberikan lapisan perlindungan sehingga semua jenis iritasi atau organisme tidak bisa menembus. Tapi begitu mengering, mukosa menjadi sangat mudah ditembus," kata Hah.
5. Dapat menyebarkan kuman
Tidur dengan kipas angin tidak hanya melemahkan pertahanan hidung terhadap kemungkinan infeksi, tetapi juga dapat menyebarkan kuman. Jika berbagi kamar tidur dengan orang yang sedang pilek, kipas angin akan meniupkan partikel virus ke segala arah, kata Hah.
6. Mengeringkan kulit
Deru udara dari kipas angin tak hanya mengeringkan selaput lender, tapi itu juga bisa mengeringkan kulit, terutama di iklim dingin dengan udara dalam ruangan yang kering dan panas, kata Dedhia.
Ingat, kipas angin menyerap kelembapan dari kulit. Ini bahkan bisa membuat sedikit dehidrasi, kata Hah. Itu karena ketika tidur, tubuh pada dasarnya berpuasa tidak minum air, menggunakan kipas angin dapat menambah kehilangan cairan dan kelembapan, kata dia.
LIVESTRONG
Baca juga: 5 Tips Sederhana agar Anda Lebih Mudah Tidur Malam