Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Stop Kebiasaan Kencing sebelum Keluar Rumah hanya untuk Berjaga-jaga

Dokter menyarankan agar orang yang tidak memiliki masalah kencing untuk ke toilet ketika memang dibutuhkan, bukan dipaksakan.

24 Agustus 2021 | 17.00 WIB

Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi wanita di toilet. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Selain menyiapkan barang bawaan, ada satu kebiasaan yang dilakukan orang sebelum melakukan perjalanan jauh, yakni buang air kecil atau kencing. Itu dilakukan untuk berjaga-jaga agar tidak ingin pergi ke toilet saat di tengah perjalanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Namun, kebiasaan itu ternyata tidak baik untuk kandung kemih. Bahkan ini mungkin membuat orang buang air kecil lebih banyak karena pada dasarnya kebiasaan itu melatih kandung kemih untuk mengosongkan dirinya sendiri sebelum diperlukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Marcelino Rivera, asisten profesor urologi di Indiana University School of Medicine, Amerika Serikat, kencing sebelum keluar mungkin tidak akan tiba-tiba mengacaukan kandung kemih. Namun, sebisa mungkin, Rivera menyarankan agar orang yang tidak memiliki masalah kencing untuk hanya pergi ketika memang dibutuhkan, daripada menahannya atau memaksanya keluar sebelum waktunya.

Sebagai patokan, para ahli umumnya mengatakan bahwa orang harus buang air kecil sekitar enam hingga delapan kali selama periode 24 jam.

"Orang-orang harus benar-benar mendengarkan tubuh mereka," katanya, dilansir dari Huffington Post. "Gunakan kamar mandi sesering yang diperintahkan tubuhmu."

Sama dengan kebiasaan melakukan buang air kecil untuk berjaga-jaga, menahan kencing juga tidak baik. "Kandung kemih pada dasarnya adalah lapisan kulit bagian dalam, dan dinding kandung kemih sebagian besar adalah otot," kata Rivera. “Sama seperti otot-otot lain di tubuh, jika lapisan otot ini diregangkan, mereka akan terluka.

Dampaknya, kandung kemih terpaksa menyimpan banyak urine dan akan mengakibatkan otot-ototnya melemah.

Dia mencatat bahwa ini bisa menjadi masalah khusus pada anak-anak ketika mereka pertama kali belajar menggunakan toilet. Mereka mungkin menahan buang air kecil karena mereka belum memahami waktunya, atau karena mereka masih enggan menggunakan pispot.

Sebagian orang memang mendapatkan manfaat dari pelatihan kandung kemih, misalnya orang yang mengalami inkontinensia urine atau hilangnya kontrol kandung kemih. Inkontinensia urine adalah masalah umum yang dialami antara 10 dan 36 persen orang dewasa, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun dan terutama wanita.

Bagi mereka pergi toilet terjadwal dan pelatihan kandung kemih yang ditargetkan memang diperlukan. Tapi untuk kebanyakan buang air kecil saja saat merasa perlu.

Baca juga: Sering Menahan Buang Air Kecil? Waspada Gangguan Kesehatan Ini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus