Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Strategi Manajemen Pasar Tanah Abang Bikin Penjualan di Toko Kembali Menggeliat

Manajemen Pusat Grosir Central Tanah Abang (CTA) menyampaikan sejumlah strategi agar penjualan produk pedagang Pasar Tanah Abang kembali menggeliat.

1 Oktober 2023 | 09.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pedagang tengah melakukan penawaran barang secara daring menggunakan handphone di salah satu kios di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 21 September 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen Pusat Grosir Central Tanah Abang (CTA) mengklaim telah membantu mempromosikan produk para pedagang Pasar Tanah Abang secara daring. Tujuannya agar penjualan di pasar kawasan Jakarta Pusat itu kembali menggeliat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setelah Covid-19, mereka (pedagang) kan juga pada ngeluh pembelinya enggak ada. Jadi kami bantu buat online,” kata salah satu manajemen CTA, Rina, saat ditemui Tempo di kantor marketing CTA lantai 3, Jakarta Pusat pada Rabu, 27 September 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manajemen CTA mempromosikan produk pedagang tidak dengan TikTok Shop, melainkan memanfaatkan TikTok Live. Promosi juga dilakukan melalui website, Facebook, dan Instagram. 

Pantauan Tempo hari ini, jumlah pengikut akun Instagram @centraltanahabang.cta mencapai 197 ribu. Sementara pengikut akun TikTok sebanyak 36 ribu. Selain akun terpusat CTA, pengguna media sosial dapat menemukan beberapa akun kios online Pasar Tanah Abang yang lain.

Dengan cara ini, diharapkan pembeli mengetahui lokasi kios penjual produk yang mereka incar. “Kalau untuk masalah pembeli mau belanja atau enggaknya, itu nanti bisa di-chat langsung ke nomor yang ada di nomor admin tokonya,” jelas manajemen CTA lainnya, Ian. 

Selain membantu promosi barang, manajemen CTA juga berupaya melatih para pedagang agar melek teknologi. Walau begitu, manajemen tak bisa memaksa pedagang untuk mengikuti pelatihan lantaran kesibukan di pasar. Harus ada kemauan dari pemilik toko. 

Belakangan ini pedagang Pasar Tanah Abang mengeluhkan sepinya pengunjung pasar. Pemerintah menilai merosotnya pembeli di toko tersebut akibat penjualan daring. Karena itulah, pemerintah melarang transaksi jual-beli di social commerce, seperti TikTok Shop atau platform sejenisnya. 

Larangan ini termaktub dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meneken aturan tersebut pada 25 September 2023. 

Apa kata pedagang?
Salah satu pedagang di Pusat Grosir CTA, Nayla, menganggap penjualan daring membantu menambah pendapatannya, apalagi pasca pandemi Covid-19. Selama ini, dia sudah membuka lapak online di Shopee atau memperkenalkan produknya via TikTok dan Instagram. 

Nayla tak mendetailkan seberapa besar keuntungan yang diperolehnya saat berjualan online ketimbang offline

Pedagang Pasar Tanah Abang lainnya, Steven dan Lia, bakal melanjutkan penjualan offline, meski pembeli merosot. Lia berupaya menjaga komunikasinya dengan pelanggan via WhatsApp demi meningkatkan omzet.  

Steven adalah pedagang batik di Blok A Pasar Tanah Abang. Sementara Lia pedagang busana di Blok F. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus