Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polistirena merupakan bahan yang sering dijadikan sebagai kemasan makanan, atau selama ini dikenal dengan styrofoam. Banyak informasi negatif yang beredar di masyarakat. Styrofoam dianggap berbahaya bagi kesehatan, salah satunya yaitu dapat menyebabkan kanker.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Padahal styrofoam terdapat dua jenis, yaitu Polistirena Foam atau PS Foam, dan Expandable Polistirena atau EPS. PS Foam adalah jenis yang sering digunakan untuk wadah makanan, sedangkan EPS adalah styrofoam yang berbahaya untuk makanan, karena biasanya digunakan pada pembungkus elektronik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“PS Foam dari bahan GPPS untuk makanan, tapi kalau yang digunakan untuk elektronik EPS, namun semua masyarakat mengatakan itu styrofoam padahal yang berbahaya itu adalah yang EPS,” ujar direktur Kemasan Group Wahyudi Sulistya.
Baca juga:
Alasan Khusus Donna Agnesia Semangat Kampanye Bahaya TBC
Waktu Bangun Tidur Tanda Kepribadian, Paling Bagus Bangun Jam...
Rianti Cartwright Alami Jatlag Setelah Libur Akhir Tahun
Lebih lanjut menurut Wahyudi ada beberapa keunggulan dari penggunaan styrofoam jenis PS Foam. Diantaranya yaitu dapat didaur ulang dan mengurangi penebangan pohon, ringan, harga ekonomis dan terjangkau, aman tanpa bahan kimia D.O.P, tahan panas minimal 100 derajat Celsius dan tahan air.
Selain itu PS Foam telah disetujui badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat, dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia. PS Foam aman karena kadar stirena masih dalam angka aman yaitu 10-43 ppm, angka tersebut masih jauh di bawah level berbahaya untuk kemasan makanan.
Di Indonesia batas kadar stirena pada kemasan makanan yang diperbolehkan maksimal adalah lima ribu ppm."Yang terpenting bukan menghindari plastik, namun bagaimana cara mengolah limbah plastik,” ujar Wahyudi.