Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar akan tetap melanjutkan pembangunan sumur resapan untuk mengurangi genangan dan banjir di wilayahnya. Sebab, sumur itu dibuat sesuai kajian dari pakar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan telah terbukti mampu mengurangi genangan.
Sesuai kajian tersebut, kata Anwar, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan masih memungkinkan untuk dibangun sumur resapan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ada kajian dari pakar-pakar ITB, ahli geologi, geodesi, ilmu tanah, permeabel tanah di timur dan selatan masih memungkinkan diadakan sumur resapan,” kata Anwar di Pulogebang, Rabu, 4 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedalaman sumur resapan dibuat sesuai kontur tanah. Di Jakarta Timur sumur resapan paling dalam adalah 30 meter menggunakan pipa 4 inci yang bisa menyerap 10 ribu liter air dalam waktu setengah jam.
“Contohnya Food Station sekarang sudah tidak banjir, UNJ tidak banjir, DI Pandjaitan. Itu salah satu upaya kami untuk mengurangi genangan dan banjir di Jakarta Timur,” ujarnya.
Saat ini, Jakarta Timur telah memiliki lebih dari 3.000 sumur resapan. Anwar mengatakan sumur resapan di Jaktim berbeda dengan sumur dari Dinas Sumber Daya Air DKI.
“Yang dalam ya, sumur dalam beda sama sumur yang dibuat Sumber Daya Air,” ucap Wali Kota Jakarta Timur itu.
Anwar mengatakan, tiap kecamatan di Jaktim wajib membuat 200 sumur resapan yang dalam.
Untuk biaya pembuatan sumur resapan, Pemkot Jakarta Timur memanfaatkan Corporate Sosial Responbility (CSR) dari sejumlah perusahaan.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengapresiasi sumur resapan ala Wali Kota Jakarta Timur yang dinilai berhasil atasi genangan air. “Ini ada konsep Wali Kota Timur yang sumur resapan ada bagus, dekat food station,” ujarnya.