Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bogor -Kepala Kepolisian Sektor Nanggung, Ajun Komisaris Asep Saefudin mengatakan, aktifitas penambangan emas liar di Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Bogor sulit dihentikan.
Asep Saefudin mengaku, meski telah berulangkali ditertibkan, penambang yang diduga berasal dari wilayah Bogor, Jawa Barat, dan sebagian dari Banten tersebut sulit dicegah.
Baca juga : Kronologi 8 Orang Tertimbun Longsor di Tambang Emas Gunung Pongkor
“Mereka selalu menggunakan jalur tikus (jalur akternatif) untuk menghindari petugas,” kata Asep kepada Tempo, Selasa 14 Mei 2019. Padahal, lanjut Asep, petugas keamanan gabungan dari Polsek Nanggung dan keamanan PT Antam rutin berpatroli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tapi mereka lebih cerdik dan lihai, sehingga setiap kami patroli tak pernah ditemukan aktivitas apapun,” kata Asep.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas, lanjut Asep, hanya menemukan lubang serta gubuk-gubuk bekas para penambang. “Kami tutup lubang, besoknya ada lagi, terus berulang,” kata Asep.
Asep mengatakan, lokasi penambangan yang terbilang curam dan berbahaya membuat petugas tak setiap saat mendatangi lokasi tambang. “Penambang ini mencari waktu tertentu dan tidak diketahui petugas,” kata Asep.
Tidak ada pembatas berupa pagar, menurut Asep, juga yang membuat para penambang bebas lalu lalang memasuki areal tambang. “Lokasi tambang hanya ditandai oleh plang, tidak ada pagar,” kata Asep.
Asep menambahkan, keuntungan yang menggiurkan diduga membuat para penambang ini sulit mengganti profesi lain selain menambang emas.
Baca juga : Tambang Emas Gunung Pongkor Longsor, Jumlah Korban Versi Polisi
“Tapi sebagian besar penambang banyak yang berganti profesi, namun tak sedikit juga yang masih melanjutkan aktiftas,” kata Asep.
Akibat hujan Gunung Pongkor mengalami longsor pada Minggu malam, 12 Mei 2019. Delapan penambang menjadi korban, dua di antaranya ditemukan tewas.