Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu faktor berisiko terinfeksi HIV adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan laporan HIV/AIDS Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI Triwulan 2 2017, penderita HIV/AIDS dari kalangan ibu rumah tangga mencapai 12.477 kasus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hages Budiman, pendiri LSM Kuldesak, menyarankan agar ibu rumah tangga memeriksakan kesehatannya. “Mereka bisa mengetahui infeksi atau tidak melalui tes darah,” ujar Hages.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama ini Hages dan Kuldesak tidak berhenti mensosialsisasikan gerakan TTM, yaitu Tahan diri tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, Tetap setia dengan pasangan, dan Main aman yaitu dengan menggunakan kondom setiap melakukan hubungan seksual.
Hages tidak menampik jika masih ada stigma negatif bagi penderita HIV/AIDS di kalangan masyarakat. Semakin cepat seseorang mengetahui terinfeksi HIV/AIDS atau tidak maka semakin cepat diberikan pengobatan.
“Tidak perlu mengetahui dari mana dapatnya, entah dari mantan pacar atau suami sendiri, tapi yang penting keadaan kesehataannya, ibu rumah tangga juga harus berani cek kesehatan sendiri,” ujar Hages, yang terdiagnosis HIV sejak 2006.
Setelah terinfeksi, menurut Hages, ibu rumah tangga harus mempunyai alasan untuk bertahan hidup, misalnya demi anak-anak. Dengan begitu, ibu mempunyai semangat menjalankan aktivitas meski terinfeksi HIV.
Hages mengingatkan kesadaran masyarakat menerapkan gaya hidup sehat dengan TTM merupakan hal yang paling penting untuk mencegah HIV saat ini. Jika terinfeksi HIV/AIDS pun mereka tetap mendapat hak yang sama dalam pekerjaan, pendidikan, dan layanan kesehatan.