Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya - Media buku menjadi cara untuk memberi pesan dan kajian tentang topik tertentu dengan cara pandang baru. UIN Sunan Ampel dan Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) menerbitkan Buku Fiqih Lalu Lintas untuk memperkuat legitimasi moral pesan berkendara aman dan nyaman di negeri ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluncuran buku Fiqih Lalu Lintas ini dilaksanakan di sela-sela acara #PestaCariaman 2.0 yang berlangsung di Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya 10 Januari 2019. Pada acara kampanye safety riding ini diumumkan juga pemenang Vlog dan Photo Competition tentang Safety Riding yang diikuti oleh 43 vlogger dan 30 fotografer dari 24 kota.
Baca: Ini Alasan Honda PCX Elektrik Belum Dipasarkan di Asia Tenggara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua Yayasan, AHM Ahmad Muhibbuddin, mengatakan, penyampaian pesan keselamatan berkendara melalui telaah akademis menggunakan perspektif nilai-nilai relegius baru pertama kali dilakukan. Terobosan ini diharapkan dapat menjadi modal baru bagi para penggiat safety riding untuk terus mengingatkan para pengguna jalan akan pentingnya berkendara aman dan berkontriusi menciptakan kenyamanan di jalan.
“Buku Fiqih Lalu Lintas ini menggambarkan bahwa safety riding bukan hanya masalah keduniaan semata. Ini bukan sekadar skill berkendara atau kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas, tapi ada perintah agama di sana. Kami mengapresiasi karya akademisi UIN Sunan Ampel ini sebagai kontribusi nyata dalam memperkuat upaya bersama membangun kesadaran berkendara yang aman dan nyaman,” ujarnya.
Muhammad Lathoif Ghozali, salah seorang Tim Penyusun Fiqih Lalu Lintas mengungkapkan Fiqih sebagai sebuah disiplin ilmu dalam agama Islam memberikan produk aturan dengan pejelasan teknis yang secara persuasif menuntut ditaati oleh seorang muslim.
Fiqih Lalu Lintas ini bertujuan untuk melindungi dan memperbaiki kualitas kehidupan muslim saat menggunakan jalan raya dengan merujuk pada peraturan yang berlaku dari nilai-nilai sakral dalam ajaran Islam yang bersumber pada Alquran, hadist dan maslahah mursalah. “Maslahah mursalah ini adalah prinsip kebaikan yang diserahkan kepada manusia mau mengambil atau tidak mengambilnya. Misalnya memiliki SIM, memakai helm, mematuhi rambu lalu lintas. Ini ijtihad kami dalam memberikan legitimasi teologis untuk membangun kesadaran bersama dalam berkendara di negeri ini,” ujarnya.
Baca: Kisah Bengkel Bubut Kasiadi Bisa Jadi Second Tier Astra Honda
Buku ini terbagi dalam dua bagian utama. Pertama, tuntunan Islam dalam Berkendara yang menjelaskan perintah taat aturan lalu lintas, kewajiban menggunaan atribut safety riding, larangan melanggar aturan lalu lintas, kejahatan berkendara. Bagian kedua tentang Meraih Surga dari Balik Kemudi yang menyuguhkan paparan tentang adab berkendara,doa-doa selama perjalanan, nasionalisme jalanan dan tadarus jalanan.
Buku ini semakin atraktif dan mudah dibaca karena dilengkapi dengan beberapa seruan berkendara aman yang dikemas dalam karikatur dan slogan-slogan dengan kalimat-kalimat menarik.
SWA