Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Muda-mudi di Desa Ped, Bali, melakukan restorasi terumbu karang.
Pemuda di Makassar menginisiasi kegiatan restorasi terumbu karang di Perairan Sangkarrang.
Anak-anak muda di Bali dan Makassar itu juga mengedukasi anak muda lain untuk merawat terumbu karang.
Ikan hias laut aneka warna mondar-mandir di antara terumbu karang. Bintang laut berwarna biru terang juga dengan mudah ditemukan di wilayah perairan Desa Ped, Nusa Penida, Klungkung, Bali. Panorama ini baru dapat dinikmati kembali para wisatawan yang melakukan snorkeling setelah habitat terumbu karang di wilayah itu perlahan pulih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyelamatnya adalah para pemuda yang tergabung dalam kelompok Nuansa Pulau. Sejak masa pandemi, muda-mudi di Desa Ped itu memutuskan untuk melakukan restorasi terumbu karang. Sebagai anak pulau, mereka tergerak menjaga karang karena kondisinya sudah memprihatinkan. Anggota kelompok itu, I Gusti Ngurah Gede Artawan, mengatakan bahwa banyak terumbu karang yang mati karena faktor alam maupun aktivitas manusia, seperti banjir rob, pemutihan, dan penangkapan ikan dengan bahan kimia atau merusak karang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artawan menceritakan, ia dan sejumlah pemuda awalnya tak memiliki aktivitas apa pun ketika pandemi melanda. Namun I Nyoman Karyawan, pendiri Nuansa Pulau, mengajak mereka mendirikan komunitas yang berfokus pada pelestarian karang. "Total ada 30 orang dari awal berdiri. Semuanya pemuda lokal Nusa Penida," kata Artawan saat ditemui Tempo di markas Nuansa Pulau, Selasa, 27 Juni 2023.
Para pemuda mendapat pelatihan mengenai cara menjaga karang, termasuk cara pembuatan media penanaman. Salah satu metode yang digunakan adalah reef star. Struktur reef star ini berbahan besi yang dilas sampai menyerupai jaring laba-laba. Kemudian bibit dari bagian terumbu karang yang mengalami pemutihan atau coral bleaching dipotong, lalu ditempel di struktur tersebut.
Komunitas Nuansa Pulau melakukan penanaman terumbu karang dengan metode reef star di perairan Nusa Penida, Klungkung, Bali. Dok pribadi
Setiap sepekan sekali, sejumlah anggotanya menyelam untuk menanamkan terumbu karang tersebut. Total sudah ribuan karang mereka tanam. Aktivitas yang sudah rutin dilakukan dalam tiga tahun terakhir ini pun membuahkan hasil. Artawan menuturkan, terumbu karang itu hidup, lalu menutupi dasar perairan Desa Ped dan terbentang sepanjang hampir 1 kilometer. Penanaman dilakukan mulai di kedalaman 5-15 meter.
Selain menjadi rumah bagi biota laut, terumbu karang ini berfungsi sebagai pemecah ombak. Artawan mengungkapkan, sebelumnya tinggi ombak di desanya bisa mencapai 3-4 meter. "Sekarang lebih rendah karena ada terumbu karang yang bisa memecah ombak," ujar pemuda berusia 23 tahun itu. Perubahan lain yang dirasakan dengan adanya konservasi terumbu karang ini adalah banjir rob yang tak lagi melanda desa.
Terumbu karang juga mendatangkan berkah tersendiri untuk pemuda Nuansa Pulau. Artawan menuturkan bahwa kini banyak anggotanya yang menjadi pemandu snorkeling karena banyak turis tertarik dengan terumbu karang di Nusa Penida. Sehingga Nuansa Pulau juga menyediakan paket pariwisata ekologis.
Di samping itu, mereka juga giat melakukan edukasi ke pelajar sekolah dasar mengenai cara penanaman terumbu karang. Hal ini dilakukan agar mereka kelak bisa melestarikan laut.
Di Makassar juga ada komunitas pelestari terumbu karang yang diisi anak-anak muda, yaitu Sangkarrang Ocean Dive (SOD). Komunitas pemuda selam yang berada di Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar, ini beranggotakan 18 orang, yang didominasi oleh para pemuda Kepulauan Sangkarrang. Mereka aktif mengedukasi dan menyadarkan pentingnya lingkungan perairan kepada masyarakat.
Komunitas Sangkarrang Ocean Dive (SOD) membuat coral garden di Perairan Kepulauan Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dok. SOD
Salah satu alasan mereka melakukan kegiatan ini adalah prihatin dengan kerusakan terumbu karang. Ketua Sangkarrang Ocean Dive (SOD) Syahrul Harijo mengatakan, kerusakan terumbu karang disebabkan oleh penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bius dan bom ikan. “Hasil pengamatan langsung kami, kerusakan di daerah restorasi capai 70 persen,” ucap Syahrul, Jumat, 30 Juni 2023.
Karena itu, dia melanjutkan, mereka menginisiasi kegiatan restorasi terumbu karang di Perairan Sangkarrang, terkhusus di Pulau Barrang Lompo. Ia menyebutkan, luas area coral garden saat ini hanya 400 meter persegi. Namun mereka berencana melakukan penambahan, yang lokasinya tetap di kawasan itu. Adapun bahannya berasal dari pipa PVC yang dirangkai berbentuk pohon dengan panjang 1,5 meter. Kemudian pada sisi tangkai dipasangkan tali yang terbuat dari tali pancing untuk mengingat bibit-bibit karang.
“Saat ini media coral stock berjumlah 13 modul, di mana setiap modul mampu menghasilkan hingga ratusan bibit,” tutur dia. “Ada 500 media spyder yang sudah ditanam, yang sebagian bibitnya hasil dari pembibitan coral garden.”
Komunitas Sangkarrang Ocean Dive (SOD) membuat coral garden di Perairan Kepulauan Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dok. SOD
Dengan adanya restorasi, ucap Syahrul, coral stock center juga berfungsi sebagai penyedia bibit, yang bisa dijadikan sebagai area destinasi wisata bahari yang baru di wilayah Kepulauan Sangkarrang.
Syahrul mengatakan, selain menghadirkan coral stock (coral garden) sebagai upaya untuk meminimalkan pengambilan bibit alam, komunitas itu giat memberi edukasi serta sosialisasi kepada nelayan atau pemuda di pulau tentang pentingnya menjaga serta melestarikan ekosistem terumbu karang.
Menurut dia, saat ini kehadiran area coral garden di sekitar perairan menjadi kebahagiaan bagi sebagian nelayan kecil. Karena di daerah tersebut, para nelayan banyak memperoleh hasil tangkapan, khususnya bagi nelayan pancing. “Memang kami memperbolehkan nelayan melakukan aktivitas pemancingan dan kami juga mengajak nelayan menjaga serta mengawasi area kebun karang.”
FRISKI RIANA | DIDIT HARIYADI (MAKASSAR)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo