Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Depok - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku belum mau mengambil langkah antisipatif terkait adanya varian baru Covid-19 yakni B117 sebelum ada arahan langsung baik dari Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penjelasan resmi dari kementerian terkait masalah varian baru Covid-19, kami baru mendengar dari media, kami nggak mau isu-isu (nanti) menjadi gosip ya. Kami minta kepastian aja," kata Idris ditemui disela kegiatannya, Jumat, 5 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Idris mengatakan, sejauh ini Pemkot Depok hanya bisa mempersiapkan penanggulangan jika terjadi lonjakan pasien, dengan menambah ruang isolasi.
"Tetapi tetap kami sudah antisipasi dalam hal persiapan fasilitas, di antaranya kami akan menambah ruang isolasi, bahasa kami rumah sakit lapangan," kata Idris.
Idris mengatakan, dirinya akan mengkonfirmasi kepada pihak Kostrad untuk menyediakan lokasinya sebagai salah satu tempat isolasi di Kota Depok. "Hari ini saya akan bincang-bincang untuk konfirmasi, kita kerjasama dengan Kostrad," kata Idris.
Selain itu, lanjut Idris, pihaknya juga sudah menambah ruang ICU sehingga bed occupancy ratio (BOR) di rumah rumah sakit sedikit berkurang, "BOR kita untuk keterisian RS itu sekarang 65 persen yang sebelumnya 87 persen. Artinya masih banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan," kata Idris.
Lebih jauh Idris mengatakan, meski belum ada langkah pencegahan varian baru Covid-19, dirinya mengaku telah membahas hal ini dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
"Tapi kita kan dalam alam demokrasi, tidak hanya cukup bicara tapi juga dengan arahan langsung, arahan langsung belum ada ke kami," kata Idris.
Sebelumnya, varian baru virus corona B.1.1.7 dinyatakan telah terdeteksi masuk ke Indonesia dengan penemuan dua kasus pada dua pekerja migran yang baru pulang ke tanah air.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA