Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Wisma Atlet, Dibentuk untuk Asian Games, Digunakan RSDC, dan Dianggap Sarang Kuntilanak

Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengusulkan agar Pemrov DKI Jakarta mengelola Wisma Atlet agar tidak jadi sarang kuntilanak.

3 Februari 2023 | 19.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara suasana Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta, Jumat, 14 Januari 2022. Berdasarkan data RSDC Wisma Atlet pada Jumat, 14 Januari 2022. ANTARA/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisma Atlet Kemayoran disiapkan pemerintah pusat dan Pemda DKI Jakarta sebagai tuan rumah pelaksanaan perhelatan pekan olahraga Asian Games 2018. Wisma Atlet dibangun untuk tempat tinggal para atlet dan ofisial yang mewakili masing-masing negara peserta Asian Games 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wisma Atlet Kemayoran mulai dibangun pada Maret 2016 dan selesai pada 2017 berdasarkan pembangunan hunian vertikal yang sudah dimulai sejak 17 Maret 2016. Pembangunan Wisma Atlet dilakukan berdasarkan Inpres Nomor 2 Tahun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018 dan Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional. Bangunan Wisma Atlet yang terletak di bilangan kemayoran, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wisma Atlet dibangun pada masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada lahan seluas 10 hektare. Kompleks perumahan Wisma Atlet memiliki 10 tower yang terbagi atas dua kawasan, yakni  Blok C2 dengan tiga tower berlokasi sebelum pintu tol Ancol dibangun sebanyak 1.932 unit dengan daya tampung 5.796 orang.

Sisanya di Blok D10 dengan tujuh tower berisi 5.494 unit berdaya tampung 16.482 orang dekat kawasan Kemayoran, tepatnya di samping RS Mitra Keluarga Kemayoran. Diketahui setiap menara-menara yang ada memiliki 18 sampai 32 lantai. Model bangunan yang ada di wisma atlet dibangun dengan tipe 36 yang juga dilengkapi dengan ruang tamu, dapur, kamar mandi, kamar.

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), Mensesneg Pratikno (kedua kanan) dan Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Syarif Burhanuddin (kedua kiri) melihat maket proyek Wisma Atlet Asian Games XVIII 2018 di Kemayoran, Jakarta, 29 Desember 2016. Kompleks ini ditargetkan tuntas September 2017. TEMPO/Subekti

Wisma Atlet Lanjut Dijadikan Hunian dalam Ajang Asian Para Games 2018

Setelah Asian Games 2018 berakhir, Wisma Atlet digunakan sebagai hunian para atlet dan ofisial pada saat perhelatan Asian Para Games 2018. Terkait fasilitas untuk atlet penyandang disabilitas, kementerian merenovasi bagian kamar mandi pada 200 unit hunian kursi roda yang ada di setiap tower, menambah akses lift untuk kursi roda sebanyak 6 unit per tower, memasang ramp and threshold pada lantai beda elevasi, memasang tactile pada lantai untuk penuntun arah di area publik, memasang signage and directory, dan railing pada tangga atau ramp area publik.

Dalam satu unit rusun diperkirakan dihuni 3 orang, sehingga wisma atlet ini mampu menampung 22.278 orang atlet. Renovasi aksesibilitas untuk atlet Asian Para Games dilaksanakan selama 6 bulan pada 5 tower rusun yang berada di Blok D-10, yakni tower 3, 4, 5, 6, dan 7. Sebanyak 200 unit di setiap tower direnovasi, sehingga tersedia 1.000 unit kamar, plus penambahan 6 unit hunian difabel per tower. Jumlah atlet yang akan berlaga pada Asian Para Games 2018 diperkirakan sekitar 3.000 atlet, dengan jumlah atlet kursi roda sebanyak 1.000 orang.

Selanjutnya: Wisma Atlet Menjadi Rumah Sakit Darurat Covid

Wisma Atlet Dijadikan Rumah Sakit Darurat Covid

 

Wisma Atlet Kemayoran kemudian mulai beroperasi sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19 pada Senin, 23 Maret 2021. Presiden Joko Widodo meninjau langsung kesiapan Wisma Atlet. 

"Untuk Wisma Atlet siap dijadikan rumah sakit darurat covid-19 dan juga rumah isolasi," kata Jokowi.

Menteri Kesehatan saat itu, Terawan Putranto, mengatakan bahwa Wisma Atlet Kemayoran sebagai RS Darurat COVID-19 untuk pasien positif virus Corona yang sakit ringan. Hal itu dilakukan agar rumah sakit rujukan Corona bisa fokus untuk menangani pasien COVID-19 yang kondisinya berat.

Sejumlah tenaga kesehatan (nakes) meneriakan yel-yel sebelum melakukan pergantian jadwal perawatan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Selasa, 26 Januari 2021. ANTARA/M Risyal Hidayat

"Rumah Sakit yang akan melakukan seleksi, mana yang bisa dirawat di Wisma Atlet." ujar dia lewat keterangan tertulis, kemarin, Ahad, 22 Maret 2020.

Dari 10 tower di Wisma Atlet Kemayoran, Kementerian PUPR menyiapkan 4 tower untuk RS Darurat yakni tower 1, 3, 6 dan 7 yang semuanya berada di Blok D10. Tower 6 secara utuh mulai lantai 1 hingga 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien.

Kapasitas yang tersedia adalah 650 unit dan dapat menampung 1.750 orang. Satu kamar diperkirakan dapat menampung dua hingga tiga orang pasien. Adapun tower 7 akan dibagi menjadi beberapa fungsi. Pada lantai 1 akan digunakan sebagai IGD, lantai 2 untuk ICU, lantai 3 untuk ruang refreshing. Sedangkan lantai 4 - 24 akan digunakan sebagai ruang rawat inap pasien. Kapasitas di tower 7 adalah 886 unit dengan kapasitas ruang rawat maksimum adalah 2.458 pasien.

Selanjutnya: Wisma Atlet Dianggap Sarang Kuntilanak

Dianggap Sarang Kuntilanak oleh Komisi D DPRD DKI

 

Baru-baru ini, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengusulkan agar Pemprov DKI mengelola Wisma Atlet setelah kosong karena menurunnya kasus COVID-19. 

"Dari pada mangkrak, lama kosong, banyak kuntilanaknya," ujar Ida saat rapat kerja di Komisi D DPRD DKI Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.

Menurutnya Wisma Atlet dapat digunakan sebagai rumah sakit dan sisanya digunakan untuk hunian warga misalnya rumah susun (Rusun) seperti di Rusun Pasar Rumput yang juga sempat digunakan tempat isolasi pasien positif COVID-19.

Petugas kesehatan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran membawa barang miliknya saat akan meninggalkan rumah sakit tersebut di Jakarta, Sabtu 31 Desember 2022. Operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran resmi diberhentikan secara bertahap karena tidak adanya pasien yang dirawat mulai Sabtu 31 Desember namun gedung tower 6 masih beroperasi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

"Saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu untuk kami minta, jadikan rusun atasnya, bawahnya kami buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kami kan butuh," ucapnya.

Wisma Atlet bisa untuk rusun atau rumah sakit Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Sarjoko mengatakan Wisma Atlet memungkinkan apabila digunakan sebagai rusun dan rumah sakit. Meski begitu, pihaknya belum melakukan identifikasi kebutuhan rumah susun di sekitar Kemayoran, Jakarta Pusat, tempat berdirinya Wisma Atlet.

"Memang pangsanya kami belum bisa memotret karena selama ini kami belum pernah mengidentifikasi kebutuhan rusunawa sekitar situ," ucap Sarjoko.

TIKA AYU | DEWI NURITA | ANTARA

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus