Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Yogya saat ini

Yogyakarta merupakan contoh kota terkenal yang menghadapi perubahan, secara tak terlihat di permukaan kecuali akibat pembangunan "gincu" seperti malioboro. (fk)

31 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGGAL 11 Desember 1971 TEMPO muncul dengan sebuah laporan utama tentang Yogya. Waktu itu judulnya adalah "Wastra lungset ing sampiran" (ini bukan kalimat untuk mengisyaratkan suatu tanda tahun atau candrasegkala), "kain lusuh di sampiran". Yogya berada dalam wajah yang lembek sekali sebagaimana ditulis Toeti Kakiailatu waktu itu. Kini walikota Yogya diganti dengan walikota baru. Berita itu sendiri menarik. Yogya ibukota pertama Republik Indonesia bekas pusat kerajaan Jawa, punya banyak kenangan bagi pejuang 45, dan juga bagi para bekas mahasiswa dari seluruh Indonesia setelah kemerdekaan hingga kini. Maka ia memang selalu menonjol dalam perhatian. Juga di saat-saat yang paling kurang memikat. Ia kini merupakan contoh kota terkenal yang menghadapi perubahan secara tak terlihat di permukaan (kecuali akibat pembangunan "gincu" seperti Malioboro). Laporan ditulis oleh A. Bastari Asnin -- yang pernah jadi "orang Yogya" selama belajar di Gajah Mada. Ia dibantu oleh Syahrir Chili. *** PARA pembaca TEMPO yang sudah sepanjang 5 tahun mengikuti majalah ini pasti agak "kaget" bila melihat halaman terakhir. Di situ ada.... Teka-Teki Silang! Disusun oleh J. Aries Budiarto, kami untuk sementara belum memutuskan secara pasti berapa kali TTS itu muncul. Kami menyediaka ruangan itu, terdorong oleh banyaknya permintaan dari pembaca. Dan juga melihat kenyataan bahwa majalah sering dipergunakan juga untuk menunggu di ruang tunggu dokter, di stasiun, di kereta api dan lain-lain. Mudah-mudahan, dengan ruangan yang kami anggap sebagai pengisi waktu itu -- nanti mungkin tak selamanya berupa TTS -- banyak pembaca yang bertambah senang. Yang kurang setuju, karena TEMPO mungkin jadi nampak kurang "angker", harap jangan merengut. Terimakasih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus