Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan zat besi dalam tubuh. Zat besi adalah mikronutrien yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk komponen haem pada Hemoglobin (Hb) darah. Zat besi juga ikut berperan dalam perkembangan otak, pertumbuhan motorik hingga daya tahan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di dalam tubuh sendiri ada cadangan zat besi yang disimpan di dalam hati dan jantung. Namun itu tidak akan bisa mencukupi kebutuhan harian zat besi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kebutuhan zat besi pada anak pun beragam sesuai usianya. Untuk bayi berusia 1-12 bulan membutuhkan zat besi 11mg/hari. Di usia 1-3 tahun dibutuhkan zat besi sebanyak 7mg/hari. Lalu, di usia 4-8 tahun 10mg/hari. Dan, di usia 9-13 tahun butuh zat besi 8 mg/hari.
Anda dapat memenuhi kebutuhan zat besi anak dari makanan sehari-hari. "Zat besi yang berasal dari makanan hewani lebih mudah diserap tubuh dibandingkan makanan nabati. Contohnya daging merah, hati, ikan mas, ikan tongkol, ikan tuna, ikan salmon, tiram, dan telur. Untuk jenis makanan nabati, ada bayam, kacang-kacangan, kedelai, tahu, pisang sampai jambu biji,” ucap dokter Rini Sekartini spesialis anak dan kandungan di Seminar Edukasi Umum Sangobion di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut dokter Rini, 100 gram daging merah tanpa lemak mengandung sekitar 2 mg zat besi. Hati sapi 100 gram mengandung sekitar 5mg zat besi. Atau 100 gram bayam mengandung lebih dari 2 miligram zat besi. Dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan pentingnya suplemen zat besi diberikan sejak dini pada anak.
“100 gram daging hanya mengandung 2 miligram zat besi. Kalau bayi butuh zat besi 11 miligram , berarti harus makan setengah kilogram daging. Tentu bayi tidak mungkin makan setengah kilogram daging. Jadi, kita bisa bantu dengan suplemen zat besi supaya tercukupi kebutuhannya,” paparnya.