Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Belajar dari Rumah, Smartphone Murah Vivo Paling Dicari

Kebutuhan belajar dari rumah lonjakkan penjualan ponsel segmen low-end pada triwulan kedua tahun ini.

10 Oktober 2020 | 09.49 WIB

Sejumlah siswa SDN Marmoyo, mengerjakan tugas dengan berkelompok menggunakan gawai secara bergantian di rumah warga Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 8 Agustus 2020. Kondisi ini memaksa anak-anak yang tinggal di wilayah terpencil untuk berkumpul di rumah-rumah warga yang menyediakan akses internet melalui WiFi agar dapat mengakses pelajaran. Beberapa siswa ada yang bergantian memakai ponsel karena orang tua mereka tidak mampu membelikan gawai untuk belajar. ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF
Perbesar
Sejumlah siswa SDN Marmoyo, mengerjakan tugas dengan berkelompok menggunakan gawai secara bergantian di rumah warga Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 8 Agustus 2020. Kondisi ini memaksa anak-anak yang tinggal di wilayah terpencil untuk berkumpul di rumah-rumah warga yang menyediakan akses internet melalui WiFi agar dapat mengakses pelajaran. Beberapa siswa ada yang bergantian memakai ponsel karena orang tua mereka tidak mampu membelikan gawai untuk belajar. ANTARA FOTO/SYAIFUL ARIF

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Adaptasi terhadap pandemi Covid-19 memaksa, di antaranya, pendidikan dilakukan dari jarak jauh atau lebih dikenal dengan istilah belajar dari rumah. Dampaknya adalah kebutuhan yang melonjak untuk perangkat pendukungnya, termasuk smartphone.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Lembaga riset IDC mencatat, smartphone low-end mengalami peningkatan penjualan karena lonjakan kebutuhan itu. Survei terbarunya menunjukkan pengiriman ponsel harga 100-200 dolar, atau sekitar Rp 1,5-3,0 juta, mendominasi sepanjang kuartal II tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Permintaan ponsel kelas low-end melebihi 75 persen dari smartphone keseluruhan, atau meningkat 48 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kelas atau segmen ini mendominasi di antara rekor terendah pengiriman ponsel ke Indonesia sejak 2016.

Secara total, IDC menyebutkan, pengiriman ponsel di Indonesia hanya 7,1 juta unit, turun 26 persen secara year-on-year atau 3 persen secara quarter-on-quarter. "Penurunan tersebut akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat pada separuh kuartal kedua, meski kemudian membaik setelah karantina melonggar mulai Juni."

IDC mencatat lima besar merek terpopuler di Indonesia berdasarkan pengiriman di periode itu adalah, secara berurutan vivo, OPPO, Samsung, Xiaomi dan realme. Catatan IDC Indonesia, vivo (26,8 persen) memegang pangsa pasar terbesar pada segmen low-end, melalui penjualan di unorganized ritel yang tetap buka ketika kebijakan PSBB.

Sementara OPPO (21,2 persen) disebut kuat pada segmen menengah, kisaran harganya 200-400 dolar (Rp 3,0-5,8 juta). Di bawahnya adalah Samsung (18,7 persen) yang kuat dengan seri M, sementara Xiaomi (16,9 persen) unggul di kelas ultra low-end atau di bawah 100 dolar, kurang dari Rp 1,5 juta.

IDC mencatat pengiriman realme (14,2 persen). Pasokan dari merek ini terpantau menurun selama dua kuartal berturut-turut.

Baca juga:
Iphone 12 Apple dan Huawei Mate 40 Bersaing di Hasil Survei Netizen Cina

IDC memperkirakan pemulihan pasar smartphone di Indonesia akan lambat karena pemerintah kembali memperketat PSBB.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus