Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

ByteDance Dikabarkan Akan Borong Chip Nvidia Rp 113 Triliun di Tengah Pembatasan Ekspor AS

Jika rencana ini terwujud, ByteDance akan menjadi salah satu pemilik chip Nvidia terbesar di dunia.

6 Januari 2025 | 14.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi NVIDIA. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan induk TikTok, ByteDance, dilaporkan tengah berencana membeli chip Nvidia senilai US$ 7 miliar (Rp 113,4 triliun) pada tahun ini. Langkah ini dilakukan meskipun Amerika Serikat telah memberlakukan pembatasan ekspor teknologi kecerdasan buatan (AI) tertentu ke Cina sejak 2022. Jika rencana ini terwujud, ByteDance akan menjadi salah satu pemilik chip Nvidia terbesar di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan The Information, ByteDance memanfaatkan celah dalam pembatasan tersebut dengan tidak membawa chip langsung ke Cina. Sebaliknya, perusahaan dilaporkan menyimpan chip tersebut di pusat data di wilayah lain, seperti Asia Tenggara. Langkah ini, menurut laporan tersebut, secara teknis tidak melanggar aturan ekspor AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ByteDance saat ini mengoperasikan Doubao, chatbot AI populer di Tiongkok dengan 51 juta pengguna aktif, menurut South China Morning Post. “ByteDance tidak membeli chip H100 untuk pusat datanya di luar AS sejak aturan kontrol ekspor AS yang relevan mulai berlaku,” kata ByteDance dalam pernyataannya kepada TechCrunch, dikutip Senin, 6 Januari 2025.

Sebelumnya, Amerika Serikat telah beberapa kali memperketat pembatasan ekspor terhadap chip AI canggih seperti ini untuk menghalangi perusahaan-perusahaan Cina, termasuk ByteDance, untuk mendapatkan akses ke teknologi tersebut.

Terbaru, pengetatan pembatasan ekspor ke industri semikonduktor Cina dilakukan pada 2 Desember 2024. Seperti dilaporkan Reuters, langkah ini mencakup pembatasan ekspor ke 140 perusahaan. Hal ini menjadi salah satu upaya besar terakhir pemerintahan Biden untuk membatasi akses dan kemampuan produksi chip Cina, yang dapat digunakan untuk AI dalam aplikasi militer atau mengancam keamanan nasional AS.

Paket kebijakan baru ini mencakup pembatasan ekspor chip memori high bandwidth memory (HBM) yang penting untuk pelatihan AI, serta 24 alat pembuat chip tambahan dan tiga perangkat lunak chip. Peralatan manufaktur chip yang dibuat di beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Israel, Taiwan, dan Korea Selatan, juga terkena aturan baru ini. Hanya Belanda dan Jepang yang dikecualikan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus