Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan besar masih menjadi target utama kejahatan siber ransomware atau serangan yang meminta tebusan di Indonesia. Serangan yang terjadi sepanjang tahun ini tidak terlepas dari maraknya sistem bekerja dari rumah (work from home) karena pandemi Covid-19 yang meningkatkan celah masuk bagi penjahat siber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Territory Channel Manager Kaspersky di Indonesia, Dony Koesmandarin, mengungkap itu dalam jumpa pers daring, Rabu 2 September 2020. Menurutnya, ada lebih dari 49 persen serangan ransomware di Indonesia ditujukan pada sektor perusahaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan catatan Kaspersky, serangan ransomware yang terdeteksi dan berhasil diblokir di Asia Tenggara selama Januari hingga Agustus 2020, mencapai 831.105 serangan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 298.892 diantaranya merupakan upaya serangan terhadap pengguna di Indonesia.
“Ini angka yang tidak sedikit, mereka tidak berhenti sejak kasus ransomware wannacry pada 2017 dan terus beraktivitas sampai sekarang,” kata Dony.
Dari jumlah total upaya serangan di Indonesia tersebut, sebanyak 49,35 persen serangan ditujukan pada sektor enterprise. Sementara sektor individu menempati urutan kedua dengan 34,94 persen, disusul sektor usaha kecil menengah dengan 2,13 persen.
Menurut Dony, cara kerja ransomware sangat sederhana sehingga banyak orang yang tidak sadar terhadap jebakannya. Dia menuturkan lima jenis ransomware yang paling banyak ditemukan menyerang di Indonesia: Trojan-Ransom.Win32.Wanna, Trojan-Ransom.Win32.Stop, Trojan-Ransom.Win32.Cryakl, Trojan-Ransom.Win32.GandCrypt, dan Trojan-Ransom.Win32.Gen.
Sebagai upaya pencegahan, Dony mengimbau untuk menerapkan beberapa kebiasaan dasar yang dapat mengurangi risiko serangan ransomware. Dia mencontohkan, mencadangkan data, menggunakan perangkat lunak keamanan yang sah, dan selalu mengevaluasi sistem keamanan yang dimiliki para pengguna.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW