Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah lembaran anyar God of War. Setelah malang-melintang membunuhi dewa-dewi Yunani selama 13 tahun di tujuh judul, Kratos, sang tokoh utama, mengembara di Skandinavia.
Di seri terbaru, yang dirilis 20 April mendatang dan eksklusif untuk Playstation 4, tidak ada lagi misi balas dendam bagi Sang Dewa Perang. Mantan pejuang Sparta itu hanya punya satu tujuan: mengantarkan abu istrinya ke puncak gunung tertinggi bersama Atreus, putranya. Di perjalanan, mereka harus menghadapi monster yang diadaptasi dari mitologi Nordik.
Senin pekan lalu, Tempo memenuhi undangan Sony Interactive Entertainment menjajal God of War di Singapura. Sebagai fan lama, saya awalnya pesimistis atas perombakan total yang dilakukan pengembang Sony Santa Monica Studio.
Bagaimana tidak, hampir semua berubah. Mulai Kratos yang gagah jadi kakek dengan keriput dan berewok di wajahnya, pedang ganda menjadi kapak dan perisai gaib, sampai sudut pandang kamera yang tidak lagi fixed dan berpengaruh pada gaya tempur di mana si gundul bisa diserang dari segala sudut.
Cara bertarung pun tidak lagi asal tebas alias hack and slash. Setiap ayunan kapak dan tangkisan tameng pun harus dilakukan tepat waktu, mirip Bloodborne (2015) dan seri Dark Souls.
Namun kegalauan itu perlahan luruh. Di pembukaan, pemain diperkenalkan dengan sistem pengendalian lewat adegan Kratos dan Atreus menebang pohon untuk kremasi jenazah istrinya. Saat itulah terbentang panorama alam Skandinavia yang menyejukkan mata.
"Tim kami menjelajahi Islandia, membuat banyak rekaman gambar, dan menjadikannya referensi di game ini," kata Aaron Kaufman, Senior Community Strategist Sony Santa Monica, di Singapura.
Kekuatan lain God of War adalah cerita. Kratos, yang di seri sebelumnya kehilangan istri dan putrinya di Yunani akibat tipu daya Ares Sang Dewa Perang, memulai hidup baru dan kembali berkeluarga di Skandinavia.
Kaufman mengatakan istri Kratos telah membekali Atreus kemampuan berburu dan baca-tulis dalam aksara runik. Setelah kematian sang istri, Kratos melanjutkan pendidikan anak mereka: bertahan hidup di alam bebas.
Sekilas, hubungan Kratos yang dingin serta pelit omongan dan Atreus yang serba ingin tahu plus impulsif mengingatkan pada sosok Joel dan Ellie di The Last of Us, (Playstation 3, 2013). Sama seperti Ellie, Atreus juga berperan sebagai karakter pendamping yang kerap membantu lakon utama dalam pertempuran.
Bedanya, Atreus hanya melesakkan anak panahnya lewat pijitan tombol. "Kau hanya memanah saat kubilang 'panah'," ujar Kratos, setelah bidikan Atreus meleset saat berburu rusa.
Namun, dalam banyak momen, justru Kratos yang bergantung pada anaknya. Misalnya saat menemui artefak berhuruf runik dan jadi petunjuk jalan mereka. Hubungan timbal balik ini digambarkan Kaufman dengan, "Kratos mengajarkan Atreus menjadi dewa dan Atreus mengajarkan Kratos menjadi manusia."
Sony hanya membolehkan kami, media, dan Youtuber negara-negara Asia Tenggara, bermain di tiga jam awal-dari sekitar 25 jam waktu permainan secara total. Namun tidak butuh lama untuk kepincut dengan God of War.
Pada menit 60-an, muncul karakter misterius, hanya disebut sebagai "The Stranger". Pria tatoan itu mengaku sebagai suruhan Odin, dewa tertinggi Nordik, dan ingin menggeledah gubuk Kratos, tempat Atreus bersembunyi. Pengusiran Kratos, bisa ditebak, berujung pada baku hantam.
Ngegame sejak zaman Atari pada pertengahan 1980-an, ini adalah pertarungan paling menegangkan yang pernah saya mainkan. Saya sampai memilih menyimpan kapak dan membiarkan Kratos berantem dengan tangan kosong karena ngilu setiap senjata tajam itu menyayat tubuh kerempeng The Stranger. Saya butuh semenit mengalihkan pandangan dari monitor setelah pertarungan itu usai.
Setengah berpromosi, Kaufman mengatakan emosi pemain memang akan diaduk-aduk. "Ketegangan yang Anda dapatkan akan terulang," kata dia. Sebaliknya, dia melanjutkan, bakal ada juga momen yang bikin termehek-mehek. "Kalau Anda pernah menangis saat menonton film, rasanya game ini juga bisa membuat Anda mewek."
Dengan hanya tiga jam, tentu saja, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Misalnya, latar belakang istri Kratos-yang bisa dipastikan orang penting karena abunya harus ditebar di puncak gunung tertinggi di dataran itu.
Kaufman menolak menjawabnya supaya tidak menjadi spoiler. Dia juga enggan menjelaskan perjalanan Kratos, yang terhindar dari kematian di God of War III (2010) di Yunani, ke Skandinavia.
"Banyak kisah yang terjadi di antara fase Yunani dan Nordik. Rentang waktunya panjang. Kami akan mengeksplorasikannya nanti-nanti," kata Kaufman. REZA MAULANA
Perjalanan Panjang Kratos
God of War merupakan salah satu serial game tersukses sepanjang masa. Terbit perdana dengan judul yang sama pada 2005 di PlayStation 2, franchise ini terjual lebih dari 21,6 juta kopi-tentu saja di luar jutaan kopi bajakannya. Seri terakhir, God of War III Remastered, terjual 5,2 juta kopi, sejak dijual tiga tahun lalu.
Berikut ini daftar panjang perjalanan Kratos, sang lakon utama:
>>God of War, 2005, PlayStation 2
>>God of War II, 2007, PlayStation 2
>>God of War: Betrayal, 2007, smartphone
>>God of War: Chains of Olympus, 2007, PlayStation Portable
>>God of War III, 2010, PlayStation 3
>>God of War: Ghost of Sparta, 2010, PlayStation Portable
>>God of War: Ascension, 2013, PlayStation 3
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo