Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Riset dan pengembangan laptop Merah Putih kini sedang tahap persiapan. Pada tahun ini diproyeksikan sudah ada laptop yang diproduksi. Rencana pemakaian komponen lokalnya akan dilakukan secara bertahap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan Institut Teknologi Bandung (ITB) Muhamad Abduh mengatakan kenaikan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) akan dilakukan secara bertahap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peningkatan TKDN menyesuaikan kemampuan industri dalam negeri dalam memproduksi hasil penelitian, pengembangan, dan rekayasa tim konsorsium perguruan tinggi. Akademisi dan ahlinya berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Abduh mengatakan di dunia tidak ada produk elektronika yang semua komponennya dibuat oleh sebuah negara. Prosesor komputer sampai hari ini masih dikuasai oleh Amerika Serikat, demikian juga platform Sistem Operasi.
Memori masih dibuat oleh Korea Selatan, Jepang, Taiwan, juga LCD, dan komponen lain. “Jadi produk semacam laptop ini adalah produk dengan komponen dari mancanegara,” katanya lewat keterangan tertulis, Rabu 27 Juli 2021.
Indonesia akan membuat bagian yang bisa dikerjakan dan dipastikan tidak semua komponen. Salah seorang dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB yang terlibat dalam laptop Merah Putih, Adi Indrayanto, mengatakan komponen lokal penting dalam pembuatan laptop ini. “Targetnya 60 persen komponen lokal sampai 2024,” ujarnya, Rabu.
Program pembuatan laptop Merah Putih terkait dengan keperluan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi akan perangkat untuk pembelajaran digital.
Rencana itu, menurut Abduh, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19. “Tetapi juga rencana transformasi digital dalam proses pembelajaran sesuai dengan arahan Presiden,” katanya.
Abduh mengatakan pengguna terbesar perangkat digital ini adalah pemerintah untuk kebutuhan pembelajaran dalam proses pendidikan. Dampak lain yang diharapkan adalah industri dalam negeri akan meningkat kompetensinya dalam memproduksi perangkat digital, TKDN naik, tumbuhnya ekosistem industri perangkat digital di Indonesia, serta inovasi perguruan tinggi terkait dengan pembelajaran digital.
Pembuatan perangkat belajar itu diharapkan juga akan membuka lapangan kerja dalam bidang rekayasa produk digital, dan lulusan perguruan tinggi, politeknik, dan Sekolah Menengah Kejuruan di bidang teknologi elektronika dan informatika. “Ekonomi nasional akan tumbuh sejalan dengan tumbuhnya industri dan lapangan kerja di Indonesia,” kata Abduh.
Harapan lain yaitu industri dalam negeri bisa memproduksi perangkat digital untuk pasar nasional bahkan pasar internasional.