Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di dunia ini hanya sedikit perusahaan yang mampu membuat prosesor, dengan tingkat kerumitan sangat tinggi. Bayangkan, di dalam benda sekecil itu tertanam jutaan transistor. Intel Corporation merupakan pemegang pangsa terbesar--lebih dari 80 persen--prosesor untuk komputer pribadi (PC), baru di belakangnya menyusul Advanced Micro Devices (AMD), Apple, Cyrix, dan International Business Machine (IBM).
Intel mengeluarkan sejumlah seri prosesor, antara lain Pentium, Pentium Pro, Pentium MMX, Pentium II, Celeron, dan Xeon. Sedangkan AMD mempunyai beberapa seri, di antaranya K-5, K-6, dan K6-2 yang baru diperkenalkan Juni lalu. Dua perusahaan ini praktis sekarang menguasai pangsa pasar prosesor dunia. Hampir semua komputer pribadi yang ada di bumi ini mengandalkan prosesor bikinan Intel dan AMD.
Namun, ternyata tak selamanya prosesor yang diandalkan itu berjalan mulus di semua sistem operasi komputer. Prosesor K6-2 yang berkecepatan 350-MHz, misalnya, belakangan diketahui bermasalah dengan Windows 95, buatan pemegang pangsa pasar peranti lunak terbesar dunia, Microsoft. Padahal, Windows 95 merupakan salah satu sistem operasi yang paling banyak digunakan pengguna komputer pribadi dunia, selain DOS, Windows NT, dan Windows 98. Di Indonesia, menurut perkiraan biro riset Dataquest, Windows 95 dipakai lebih dari 75 persen pengguna komputer pribadi.
Pekan lalu CNET News.com mengabarkan adanya masalah antara prosesor K6-2 dan Windows 95. Masalah itu lumayan menjengkelkan. Komputer yang menggunakan prosesor yang berkemampuan tiga dimensi itu pasti akan mogok jika dipakai untuk menjalankan sistem operasi Windows 95. Yang keluar di layar justru tulisan "Windows Protection error".
Kalau sudah begitu, yang harus dilakukan adalah menyalakan ulang (reboot) agar komputer bisa jalan lagi. Caranya, matikan, lalu hidupkan kembali. Sekilas, masalah itu tak terlalu berakibat fatal, tapi jelas sangat mengganggu pengguna komputer. Pengguna awam mungkin akan kebingungan. Pengguna mahir, tapi sedang tergesa-gesa, bakal tak sabar karena terpaksa kehilangan sejumlah waktu.
Dalam dunia komputer, fenomena macetnya komputer berbasis AMD K6-2 pada sistem operasi Windows 95 disebut "ketidaksesuaian" (unmatched). Setelah diperiksa, ketidaksesuaian itu ternyata lebih merupakan tanggung jawab Windows 95. Kesalahan bukan pada K6-2. Menurut juru bicara AMD, kalaupun ada, kesalahan AMD adalah karena prosesornya terlalu cepat.
Dalam bahasa teknisnya, waktu putar (timing loop) sistem operasi ini tak sesuai dengan frekuensi prosesor. Maklum, Windows 95 merupakan sistem operasi era tiga tahun lalu, sedangkan K6-2 baru lahir dua bulan lalu. Jadi, rupanya ada "kesenjangan teknologi".
Sebetulnya, masalah semacam ini pernah muncul ketika Windows 95 dijalankan oleh prosesor yang setara, Pentium II 333-MHz. Tapi Microsoft buru-buru memperbaikinya sebelum prosesor itu dikeluarkan oleh Intel.
Pada kasus Windows 95 versus K6-2 ini, ketidaksesuaian biasanya hanya muncul pada penyalaan komputer pertama kali. Sewaktu penyalaan kedua dan seterusnya, ketidaksesuaian itu lenyap. Pada Windows 98 kasus seperti itu tidak akan terjadi. Itu sebabnya, kalau tidak ingin ketemu masalah, Microsoft menasihati pengguna agar setidaknya memakai Windows 95 versi 2.1
Namun, untuk konsumen Indonesia, masih ada lagi yang harus diwaspadai. Soalnya, kata Manajer Produk AMD, Michael Steel, yang paling terkena "penyakit mogok" seperti itu umumnya komputer produksi luar Amerika dan rakitan sendiri. Padahal, yang banyak beredar di Jakarta justru komputer buatan produsen lokal atau dikenal dengan "rakitan Glodok"--walau sejak kerusuhan Mei lalu pusat komputer telah pindah ke Manggadua.
Wicaksono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo