Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) menggunakan aplikasi bernama SEPAKAT yang bertujuan untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Aplikasi tersebut merupakan salah satu program kolaborasi kemitraan pemerintah Indonesia dan Australia.
Baca: 5 Aplikasi iOS yang Paling Banyak Diunduh pada 2018, Apa Saja?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan Booklet Infografis yang diterima, Senin, 10 Desember 2018, SEPAKAT merupakan aplikasi berbasis web untuk menyusun kebijakan pengentasan kemiskinan. Aplikasi itu berbasis bukti (evidence-based), sehingga program dan anggaran lebih tepat guna dan tepat sasaran.
SEPAKAT dikembangkan untuk mendiagnosis karakteristik kemiskinan di setiap wilayah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan data daerah. SEPAKAT juga dapat mencari alternatif solusi dalam bentuk dokumen perencanaan dan penganggaran dengan target BDT dan semua sumber pendanaan yang tersedia di daerah.
Proses kerja dari aplikasi tersebut pertama adalah menganalisis wilayah melalui data kemiskinan dari BPS, kemudian melakukan perencanaan dan penganggaran. Setelah penganggaran, akan ada pemantauan dan diakhiri dengan evaluasi.
Aplikasi tersebut memiliki keunikan tersendiri, karena menjadi sistem yang memanfaatkan seluruh data untuk analisis kondisi dan mencari solusi penanggulangan kemiskinan di daerah, dan menjadi acuan dalam prioritisasi target dan alokasi program penanggulangan kemiskinan.
Kelebihan penggunaan aplikasi tersebut adalah hadir dengan fitur dan tampilan yang menarik. Dengan adanya modul analisis kemiskinan di SEPAKAT dapat memudahkan pemerintah daerah untuk menganalisis kondisi masyarakat miskin dan rentan. Analisis tersebut terintegrasi dengan perencanaan, penganggaran, monitoring, dan evaluasi.
Selain itu, SEPAKAT juga mudah dioperasionalkan, hasil dapat disimpan dalam sistem aplikasi, hasil analisis dapat ditampilkan sesuai kebutuhan, menampilkan skala prioritas program penanggulangan kemiskinan melalui menu Prioritisasi. Terdapat menu bantu yang menjelaskan istilah-istilah yang dipakai dalam aplikasi. Pada proses Penganggaran, aplikasi dapat memberikan dua opsi, berdasarkan jumlah sasaran dan pagu anggaran.
Riwayat perubahan dari proses perencanaan, penganggaran, monitoring, dan evaluasi dapat dilacak. Pengguna bisa memantau capaian program baik secara target kinerja maupun serapan anggaran, dan memudahkan para pengambil kebijakan untuk menentukan prioritas program berdasarkan data dan fakta di lapangan sehingga sulit diintervensi pihak lain (DPRD).
Aplikasi SEPAKAT sudah diluncurkan di 63 kabupaten/kota di 19 provinsi, serta terdapat 101 kabupaten/kota di 3 provinsi yang telah melaksanakan sosialisasi SEPAKAT. Bappeda Kabupaten Bantaeng, Bondowoso, dan Lumajang telah menggunakan aplikasi SEPAKAT untuk menyusun rancangan awal (ranwal) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini