Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=arial size=1 color=#ff9900>Deputi Gubernur Bank Indonesia</font><br />Di Bawah Naungan Partai Besar

Muliaman Hadad dan Ronald Waas terpilih sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia. Tanpa debat dan pertanyaan menggigit dari anggota Dewan.

12 Desember 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu per satu pejabat senior di Direktorat Sistem Pembayaran Bank Indonesia memasuki Hotel Sari Pan Pacific, di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Ahad dua pekan lalu. Salah satunya Ronald Waas, kandidat Deputi Gubernur BI. Malam itu mereka berkumpul di salah satu resto hotel untuk menyiapkan strategi dalam pemilihan deputi gubernur bank sentral, yang akan berlangsung pekan berikutnya. "Konsolidasi persiapan untuk besok," ujar seorang sumber Tempo.

Selama dua hari, Senin dan Selasa pekan lalu, Komisi Keuangan dan Perbankan DPR melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap empat calon Deputi Gubernur Bank Indonesia. Hasilnya, Muliaman Hadad kembali terpilih sebagai Deputi Gubernur Bidang Pengaturan dan Penelitian Perbankan. Adapun Ronald Waas menjadi Deputi Gubernur Bidang Sistem Pembayaran dan Pengawasan Bank, menggantikan Budi Rochadi, yang meninggal ketika bertugas di New York, Amerika Serikat, 11 Juli lalu.

Ronald Waas, yang sebelumnya Direktur Sistem Pembayaran, menyisihkan Perry Warjiyo, Direktur Riset dan Kebijakan Moneter. Adapun Muliaman­ mengungguli Riswinandi, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri.

Proses uji kelayakan Deputi Gubernur BI kali ini terasa "adem ayem". Memang ada pertanyaan, seperti dilontarkan Sadar Subagyo dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, mengenai program penyebaran uang rupiah ke daerah perbatasan. Tapi debat, kritik, dan pertanyaan anggota Dewan kepada para kandidat tak terasa menggigit.

Pertarungan sesungguhnya memang berlangsung di belakang layar. Sumber Tempo mengatakan, persaingan antara Muliaman dan Riswinandi berlangsung ketat. Awalnya Riswinandi berada di atas angin karena didukung dua partai besar, yakni Fraksi Partai Demokrat dan PDI Perjuangan.

Di sisi lain Muliaman disokong Fraksi Partai Golkar. Muliaman "masuk" ke Golkar, salah satunya, melalui politikus Partai Beringin Ade Komaruddin. Mereka sama-sama mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam. Muliaman juga memanfaatkan jaringan Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun, menjelang pemungutan suara pada Rabu malam, peta dukungan bergeser. Suara Demokrat hijrah ke Muliaman. "Kabarnya, ada perintah dari Istana," ujar seorang sumber Tempo.

Wakil Ketua Komisi Keuangan dari Partai Demokrat Achsanul Qosasi tak membantah adanya perpindahan suara menjelang deadline. "Kami rapat terus. Berubah-ubah. Pagi masih itu, sore pilihannya ke Muliaman. Sulit menentukan pilihan," kata Achsanul kepada Tempo.

Berbeda dengan Muliaman, posisi Ronald Waas, menurut sumber Tempo, bisa dikatakan aman sejak awal. Tiga partai besar—Demokrat, PDIP, dan Golkar—mendukung Ronald. Ketua Komisi Keuangan Emir Moeis, dari Fraksi PDIP, terang-terangan menyatakan partainya menyokong Ronald dan Riswinandi.

Adapun suara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, menurut Wakil Ketua Komisi Zulkieflimansyah, diarahkan ke Muliaman dan Perry. "Muliaman berpengalaman, Riswinandi terlalu mikro. Semua ada plus-minusnya. Tapi, di tengah perekonomian sekarang, pemerintah inginnya yang makro," kata dia.

Akhirnya suara Demokrat bulat diserahkan ke Muliaman dan Ronald. "Tidak ada yang melenceng satu pun," Achsanul menambahkan. Terbukti, Ronald memang menang telak. Ia mengantongi 37 suara, sedangkan Perry hanya 18 suara.

"Perry terlalu mengawang-awang. Pembicaraannya tentang moneter itu bagus, tapi terlalu makro. Kawan-kawan merasa kurang pas. Sedangkan Ronald bisa membumi ke persoalan sistem pembayaran," Achsanul menambahkan. Muliaman Hadad juga menga­lahkan Riswinandi dengan perolehan suara 38 berbanding 17.

Kendati Deputi Gubernur BI yang terpilih tidak sama persis dengan keinginan fraksinya, Kemal Aziz Stamboel dari PKS tidak kecewa. "Hasil voting itu kan sudah disepakati bersama," kata dia.

Retno Sulistyowati, Akbar Tri Kurniawan, Eka Utami

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus