Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=verdana size=1>Ekonomi Internasional</font><br />Bernard Madoff, Akhirnya

Menipu investor hingga puluhan miliar dolar. Ditangkap atas laporan kedua anaknya.

6 Juli 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia berdiri menghadap mikrofon di pengadilan Manhattan, New York, Senin pekan lalu. Persis di depannya, duduk Bernard Lawrence Madoff, bekas Direktur NASDAQ yang punya pengaruh besar di Wall Street.

Laki-laki itu Tom FitzMaurice, 63 tahun, seorang pekerja keras. Dia mengisi masa mudanya dengan tiga pekerjaan untuk menghidupi keluarga. FitzMaurice kini tak bekerja lagi dan hidup dari tabungan pensiun yang dia percayakan pada Bernard Lawrence Investment Securities. ”Mulai sekarang saya harus berpikir keras untuk menghidupi istri dari hari ke hari,” kata FitzMaurice. Tangannya gemetar. Berdiri di samping, istrinya menangis.

FitzMaurice bersaksi dalam sidang terakhir Madoff. Miliarder itu diadili karena menipu melalui perusahaan miliknya, Bernard Securities. Perusahaan yang dinyatakan bangkrut akhir tahun lalu itu meraibkan lebih dari US$ 64 miliar atawa Rp 655 triliun uang milik 4.800-an nasabah. Kebanyakan investor perorangan seperti FitzMaurice, yang mempercayakan tabungan hari tua mereka. Mereka tergiur return di atas 20 persen per tahun, jauh lebih tinggi dari rata-rata keuntungan yang ditawarkan perusahaan sekuritas lain, sekitar 10 persen.

Ini kasus penipuan investasi terbesar dalam sejarah Amerika. Pemerintah, terutama US Securities and Exchange Commission (SEC), mendapat kecaman hebat karena dianggap gagal mengawasi pasar modal. Tak aneh, hanya seminggu setelah Madoff ditangkap pada Desember lalu, Presiden Barack Obama mengganti pemimpin SEC.

Tapi ini soalnya: hampir tak ada orang di Wall Street yang pernah menduga Madoff akan bangkrut. Dia seorang pialang investasi ulung, orang yang merancang teknologi NASDAQ, ”darling” Wall Street yang selalu memuaskan para investor. Baru setelah krisis akhir tahun lalu, terungkap Bernard Securities cuma tipuan. Madoff ternyata memainkan skema Ponzi—menggunakan dana nasabah baru untuk membayar kewajiban terhadap nasabah lama.

Istilah skema Ponzi diambil dari nama Charles Ponzi, imigran asal Italia. Pada 1920-an, dia menjalankan bisnis investasi prangko dengan janji keuntungan berlipat. Jika dihitung dengan nilai uang sekarang, Ponzi berhasil mengumpulkan investasi sekitar US$ 10 miliar. Tapi dia tak pernah sungguh-sungguh berinvestasi. Kedoknya terungkap manakala investasi baru tak sanggup lagi menutup kewajiban pada investor lama.

”Saya tidak akan minta pengampunan,” kata Madoff kepada hakim Denny Chin saat mendapat giliran melakukan pembelaan. Dia lalu berpaling, memandang suami-istri FitzMaurice dan delapan saksi korban lain. ”Saya tahu ini tidak akan menolong kalian, tapi saya minta maaf,” ujarnya. Di luar ruang, gerombolan investor yang datang untuk menyaksikan jalannya sidang terakhir itu berteriak marah.

Sidang hari itu berakhir pahit bagi Madoff. Hakim Chin menjatuhkan hukuman 150 tahun penjara. Dia juga harus membayar ganti rugi US$ 170 miliar dari harta pribadinya. ”Ini bukan sekadar perkara uang,” kata Chin saat membacakan vonis. ”Lebih dari itu, ini adalah penyalahgunaan kepercayaan yang luar biasa besar.”

l l l

Bernard Madoff, 71 tahun, terlahir dari pasangan imigran Yahudi di Queens, New York City. Ayahnya tukang ledeng yang belakangan beralih menjadi pialang saham. Dari tabungan hasil kerjanya sebagai penjaga pantai dan pemasang sprinkle, dia mendirikan Bernard Securities. Mulanya dia hanya ”berdagang” penny stock—saham murah dengan harga tak lebih dari US$ 5 per lembar.

Dengan bantuan mertuanya, akuntan Saul Alpern, usahanya maju pesat. Pada 2008, Bernard Securities tercatat sebagai sekuritas terbesar di NASDAQ dan nomor tiga di Wall Street. Dia menggaet banyak klien ternama, antara lain penyiar televisi Larry King dan sutradara kondang Steven Spielberg, juga perusahaan besar seperti Royal Bank of Scotland, Bank HSBC, dan BNP Paribas.

Tapi kebanyakan investor perorangannya adalah kelompok Yahudi kaya yang tinggal di Palm Beach County—daerah di tepi pantai Florida. Beberapa dia kenal secara pribadi karena dia punya rumah senilai US$ 11 juta di daerah itu.

Joel dan Iris Sandberg, misalnya. Mereka terlibat dengan Madoff sejak 1992, berawal dari sebuah brosur yang mampir ke rumah mereka: tawaran investasi menarik dari Bernard Securities. ”Kami bertanya kepada ayah mertua saya, ayah saya, akuntan, para penasihat investasi,” cerita Iris. ”Tidak ada yang memberikan peringatan.”

Mereka pun berinvestasi, sama sekali tidak curiga dan khawatir, hingga kabar buruk datang. ”Sekarang kami menjatah pengeluaran, makanan. Tidak ada lagi hiburan dan liburan,” kata Iris lagi. Untuk melunasi tagihan, rumah mereka di permukiman elite itu kini menanti pembeli.

Biro Penyelidik Federal (FBI) menduga Madoff memainkan tipuan Ponzi sejak 1970-an, meski di sidang dia mengaku baru memulainya pada 1990-an. ”Mulanya saya yakin bisa segera melepaskan diri,” katanya. Nyatanya tak mudah untuk keluar dari skema itu. ”Setelah bertahun-tahun, saya sadar saya pasti akan ditangkap.”

Kedok Madoff terkuak setelah Wall Street guncang akhir tahun lalu. Banyak investor ingin menarik pulang dana mereka dari Bernard Securities. Hingga Desember 2008, klaim itu mencapai sekitar US$ 7 miliar. Madoff lalu berusaha keras membayar. Dia ”membujuk” kenalan-kenalan kayanya agar melakukan investasi baru.

Kepada Kenneth Langone, ahli keuangan Wall Street, misalnya, Madoff mengatakan ingin melakukan usaha baru senilai satu miliar dolar, cuma untuk klien tertentu. Langone menolak. Tapi Martin Rosenman, pemimpin Rosenman Family LLC, memberikan US$ 10 juta pada 5 Desember, ditransfer ke rekening Madoff di JP Morgan. Carl J. Shapiro, pengusaha 95 tahun asal Boston, memberinya US$ 250 juta.

Sialnya, dana yang terkumpul tak juga cukup. Pada 10 Desember, Madoff memanggil kedua anaknya, Mark dan Andrew, yang juga bekerja di perusahaan itu. Dia menyarankan mereka mencairkan bonus untuk karyawan. Mark dan Andrew menolak. Bagi mereka, tak masuk akal membayar bonus karyawan, sementara tuntutan investor belum dilunasi.

Terdesak dan putus asa, Madoff akhirnya mengakui bisnis yang dia jalankan hanyalah tipuan Ponzi. ”Saya tidak punya apa-apa lagi,” katanya. Malam itu juga keduanya melaporkan ayah mereka. Ini menurut cerita Martin Flumbenbaum, pengacara Mark dan Andrew.

Pukul 08.30 pagi esok harinya, FBI ”mengambil” Madoff dan menahannya di Metropolitan Correctional Center, Manhattan. Tapi, dengan jaminan US$ 10 juta dari istrinya, Ruth, dia bebas hari itu juga. Baru pada Maret, setelah mengaku bersalah di pengadilan, Madoff kembali dijebloskan ke balik jeruji.

l l l

Kini para korban berharap pada The Securities Investor Protection Corp. (SIPC). Organisasi nonprofit yang memberikan jaminan terbatas bagi investor ini dipercaya mengawal likuidasi aset Madoff. Semakin banyak yang bisa mereka kumpulkan, semakin kecil kerugian investor.

Tapi, tampaknya, ini tidak akan mudah. Hingga kini, kekayaan Madoff yang bisa dikumpulkan baru sekitar US$ 900 juta. Itu pun sudah termasuk aset atas nama istrinya senilai US$ 80 juta. Padahal, di awal 2008, Bernard Securities masih mengelola dana sekitar US$ 17 miliar.

Diduga Madoff menyembunyikan hartanya di luar negeri. Soalnya, dia pernah diam-diam memaketkan perhiasan dan jam senilai jutaan dolar kepada keluarga dan kenalannya pada liburan Natal lalu. Baiknya itu dapat digagalkan.

Itu sebabnya Irving Picard, orang yang dipercaya SIPC menjadi trustee dalam kasus ini, tak mau mengumbar janji. ”Kami akan melakukan apa yang diperbolehkan hukum untuk memperkecil kerugian investor,” katanya pekan lalu. Seperti Ponzi, janji itu memang tidak diperlukan. Sudah pasti, duit para investor menguap tanpa bekas.

Philipus Parera (Wall Street Journal, Bloomberg, WPTV.com, New York Times, Times Online)

Para Korban Itu… (US$)

  • 431,2 juta: BNP Paribas
  • 492,7 juta: Royal Bank of Scotland
  • 700 juta: Union Bancaire Privee (Swiss)
  • 1 miliar: HSBC (bank asal Inggris)
  • 1,3 miliar: Fortis (bank asal Belanda)
  • 1,5 miliar: Access International Advisors (perusahaan investasi, Amerika)
  • 1,8 miliar: Ascot Partner (Hedge fund milik J. Ezra Merkin, Amerika)
  • 2,1 miliar: Bank Medici (Australia)
  • 2,8 miliar: Banco Santander (pemilik bank, Spanyol)
  • 3,3 miliar: Tremont Grup Holdings (perusahaan pengelola aset, Amerika)
  • 7,3 miliar: Fairfield Greenwich Group (perusahaan investasi Amerika)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus