Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

<font face=verdana size=2>Emas</font><br />Bertabur Emas di Sumbawa

Sekitar empat juta ton tembaga dan 200 juta gram emas siap dieksploitasi.

20 Juli 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lubang seluas 6.000 meter persegi dengan kedalaman 500 meter menganga lebar di sebuah bekas hamparan hutan. Berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan terlihat di sisi lubang yang miring berbentuk sayatan terasering. Semakin ke bawah, sisi lubang kian curam. Di dasar kubah, air menggenang membentuk kolam yang terlihat hijau dari kejauhan.

Cekungan raksasa itu merupakan tambang terbuka (open pit) milik PT Newmont Nusa Tenggara di blok Batu Hijau, Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tahun ini, Batu Hijau diperkirakan menghasilkan 455 juta pound tembaga dan 485,5 ribu ounce emas senilai US$ 1,15 miliar (Rp 12 triliun). Hasil tambang itu akan memberikan tambahan keuntungan bagi perusahaan Amerika Serikat-Jepang itu US$ 316,9 juta (Rp 3,3 triliun). Pemerintah Indonesia kecipratan Rp 2,65 triliun.

Luas lahan tambang di Batu Hijau mencapai 87.540 hektare. Lokasi tambang ini berada di wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Pada awalnya lahan itu merupakan hutan produksi dan hutan lindung. Pada 1999, hutan ini menjadi area pertambangan karena kaya dengan mineral dan logam. Cadangan di Batu Hijau mengandung 1,046 miliar ton bijih, dengan kadar tembaga 0,40 persen, emas 0,27 gram/ton, dan perak 0,93 gram/ton.

Dalam perhitungan yang lebih terperinci, cebakan di kawasan itu memiliki kandungan tembaga 9,106 miliar pound (4,1 juta ton), 9,197 juta ounce (276 juta gram) emas, dan 31,325 juta ounce perak. Angka-angka itu, menurut Manajer Hubungan Masyarakat Newmont Nusa Tenggara, Kasan Mulyono, tercantum dalam rencana kerja 2009 dan sudah disetujui oleh pemerintah Indonesia. ”Tambang Batu Hijau masih akan terus berproduksi sampai 2028,” ujarnya.

Cadangan tembaga, emas, dan perak juga tersimpan di bawah tanah di blok Elang Dodo, 60-an kilometer dari Batu Hijau. Elang Dodo, kata Kasan, diyakini memiliki kandungan tembaga dan emas yang cukup besar. Sejumlah pihak bahkan menyebutkan, kekayaan Elang Dodo lebih besar ketimbang Batu Hijau. Namun masih perlu eksplorasi lanjutan untuk menentukan ukurannya, serta penyebaran mineralisasinya. Untuk blok lainnya sampai saat ini masih dalam tahapan eksplorasi untuk mengetahui potensi mineral yang signifikan.

Dengan kinerja seperti itu, tak mengherankan jika saham Newmont jadi rebutan. Dua pekan lalu, PT Daerah Maju Bersaing, perusahaan patungan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa, menunjuk PT Multi Capital, perusahaan yang dikendalikan Grup Bakrie, untuk membeli 10 persen saham yang didivestasi Newmont. Pada saat yang sama, pusat sedang menimbang akan membeli 14 persen yang juga didivestasi Newmont. Tapi Daerah Maju juga ingin meraup saham itu.

Pengamat pertambangan dan energi Pri Agung Rakmanto punya berpendapat berbeda. Menurut dia, kekayaan tambang di daerah itu memiliki nilai strategis bagi Indonesia. Kandungan tembaga dan emas di pertambangan Newmont Nusa Tenggara merupakan yang terbesar kedua setelah Freeport Indonesia di Papua. ”Karena itu, akan bermanfaat bila dikelola negara sepenuhnya,” ujarnya. Cuma, kantong pemerintah tak cukup tebal untuk menebus 14 persen saham itu, yang harganya US$ 493 juta atau sekitar Rp 5 triliun.

Padjar Iswara, Supriyantho Khafid (Mataram)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus