Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERBAGAI kampanye anti-merokok yang didengungkan sederet institusi, termasuk pemerintah DKI Jakarta, ternyata tak membikin kantong PT Djarum kempes. Buktinya, dua bos pabrik rokok kretek itu-Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono-dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia. Si sulung Bambang memimpin, diikuti Budi di urutan ke-2.
Di percaturan miliarder dunia, mereka menduduki peringkat 430-dari total 793 orang-dengan kekayaan bersih masing-masing US$ 1,7 miliar, turun dari tahun lalu US$ 2 miliar. Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya dunia yang dipublikasikan Jumat dua pekan lalu. Kekayaan dihitung berdasarkan harga saham di bursa. Perusahaan yang tidak melantai diperbandingkan dengan perusahaan publik serupa.
Kendati jumlah kekayaannya menyusut akibat krisis keuangan global, peringkat mereka naik. Tahun lalu mereka "hanya" di posisi ke-605. Pada Maret 2007, Forbes menempatkan duo Hartono di urutan ke-664 dari 946 miliarder dunia. Saat itu, kekayaan kakak beradik itu ditaksir masing-masing US$ 3,08 miliar dan US$ 3,14 miliar.
Bermula dari perusahaan tembakau Djarum, yang didirikan pada 1950 di Kudus, Jawa Tengah, kini perusahaan itu merambah hampir semua sektor bisnis. Mulai pertengahan 1980, bisnis Djarum menggurita ke elektronik, rotan, tekstil, mebel, agen iklan, optik, bank, properti, hingga perbankan.
Dick Hernawan dari PT Actual Data Niaga mengatakan Djarum, misalnya, kini menjadi penguasa Bank BCA (51 persen melalui Farindo). Bank terbesar ketiga di Indonesia ini memiliki aset Rp 246 triliun. Di sektor properti, Djarum membikin megaproyek Grand Indonesia. Superblok yang meliputi perkantoran, hotel, apartemen, dan mal di bekas Hotel Indonesia dan Hotel Wisata itu pembangunannya memakan dana Rp 1,3 triliun. "Tambang uangnya tetap rokok yang menyumbang separuh pendapatan," kata Dick.
Martua Sitorus alias Thio Seng Hap, 49 tahun, dengan kekayaan bersih US$ 1,4 miliar, berada di nomor urut 522. Ia pemain lama di bisnis sawit dengan bendera Wilmar International Group. Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, itu saat ini berdomisili di Singapura. Pada 2006, kekayaan bersihnya ditaksir baru US$ 450 juta. Bisnisnya pesat setelah bekerja sama dengan raja sawit Malaysia Robert Kuok pada tahun yang sama.
Peter Sondakh, 57 tahun, di posisi ke-701 dengan kekayaan US$ 1 miliar. Ia dikenal sebagai pemilik konglomerasi Rajawali Group. Kelompok usaha ini juga merambah bisnis investasi, telekomunikasi, dan properti. Peter memiliki saham di PT Bentoel, pabrik rokok kretek di Malang, Jawa Timur. Ia juga menguasai saham PT Semen Gresik. Kini, kata salah satu petinggi Rajawali, Darjoto Setyawan, perusahaannya mengembangkan bisnis kelapa sawit.
Satu lagi miliarder Indonesia versi majalah Forbes adalah Sukanto Tanoto, 59 tahun. Bos Raja Garuda Mas ini berada di posisi ke-450 dengan kekayaan bersih US$ 1,6 miliar. Mei 2008, Forbes melaporkan taipan kayu dan sawit ini berada di peringkat ke-284 dengan kekayaan bersih US$ 3,8 miliar. Pada Oktober 2008, kekayaan bersihnya kembali menyusut menjadi US$ 2 miliar.
Namun, kata Dick, pemeringkatan versi Forbes ini tidak bisa dijadikan acuan mentah-mentah. Sebab, banyak pengusaha Indonesia yang mestinya masuk juga. Misalnya, Para Group dan Sariaatmadja yang sedang naik daun di bisnis media. Anthoni Salim juga masih berkibar. Di sektor properti banyak yang kinclong seperti Pakuwon Jati, Agung Podomoro, Lippo, dan Ciputra. Prinsipnya, kata Dick, peta konglomerasi belum berubah. Cuma, sekarang salin generasi.
Retno Sulistyowati
Kekayaan Bersih (US$ Miliar)
SUMBER: FORBES
1. | William Gates III (AS) | 40,0 |
2. | Warren Buffet (AS) | 37,0 |
3. | Carlos Slim Helu (Meksiko) | 35,0 |
4. | Lawrence Ellison (AS) | 22,5 |
5. | Ingvar Kamprad (Swedia) | 22,0 |
6. | Karl Albrecht (Jerman) | 21,5 |
7. | Mukesh Ambani (India) | 19,5 |
8. | Lakshmi Mittal (India) | 19,3 |
9. | Theo Albrecht (Jerman) | 18,8 |
10. | Amancio Ortega (Spanyol) | 18,3 |
TERKAYA DI INDONESIA | ||
430. | Michael Hartono | 1,7 |
430. | R. Budi Hartono | 1,7 |
450. | Sukanto Tanoto | 1,6 |
522. | Martua Sitorus | 1,4 |
701. | Peter Sondakh | 1,0 |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo