Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MEMIMPIN Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) seperti soal gampang bagi seorang Syafruddin Arsyad Temenggung. Masalah asset transfer kit yang ruwet bertahun-tahun ia janjikan akan dibereskan dalam tempo satu setengah bulan saja. Para konglomerat yang sudah tiga tahun lebih terus mengemplang utang dia patok sebagai salah satu target penerimaan. Ketika para pendahulunya berlomba melego aset, ia malah mengisyaratkan tak akan melepas Bank Niaga dengan nilai di bawah harga pasar. Dalam kasus Asia Pulp & Paper, ia pun menyatakan akan tetap bergeming dari tekanan kreditor asing untuk berbagi aset jaminan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo