Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Teknologi Pengurai Pengiriman Pabrik

Menghemat 30 persen biaya logistik perusahaan.

26 Oktober 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
foto-foto: Tempo/Tony Hartawan, Facebook/Plug and Play Indonesia, TEMPO/Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam bisnis niaga, bagian pergudangan dan logistik sering tidak "akur" karena dituntut kerja optimal. Meski berada dalam satuan entitas yang sama, kedua divisi tersebut memiliki ego sektoral tinggi. "Kalau barang sudah penuh, pergudangan suka minta bagian logistik segera ambil. Tapi begitu barang kosong di gudang, logistik juga tidak mau tahu," kata Alexander Danny Sufjan kepada Tempo, Kamis pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Danny, ketidakcocokan dan kekompakan bagian pergudangan dan logistik berujung pada inefisiensi perusahaan. Kejadian tidak "akur" antara pergudangan dan logistik terjadi hampir di semua perusahaan di Indonesia. Danny, yang berpengalaman dalam bidang supply chain, membuat terobosan untuk mengatasi masalah tersebut dengan mendirikan Logicnesia.

Perusahaan yang didirikan Danny sejak awal 2018 ini merupakan sistem solusi digital untuk perlogistikan perusahaan. Melalui Logicnesia, pengguna bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi birokrasi. Divisi logistik dan pergudangan, kata dia, akan diintegrasikan dengan lebih baik. "Jadi, nanti kepala gudang bisa memantau sudah sampai mana truk pengangkut," ujarnya.

Dengan adanya sistem tracking tersebut, orang-orang di pergudangan bisa memiliki waktu untuk mempersiapkan barang yang akan diangkut. Di sisi lain, sopir truk juga memiliki efisiensi waktu tanpa harus banyak menghabiskan waktu memarkir kendaraannya ketika barang dimuat.

Situs Logicnesia.

CEO Logicnesia, Alexander Danny Sufjan.

Danny mengatakan Logicnesia juga memiliki sistem mesin pembelajaran yang mumpuni. Platform Logicnesia bisa menentukan dan memilih rute yang paling efisien ke tempat pengiriman barang. Solusi atas hambatan karena berbagai aturan, seperti jam-jam pelarangan angkutan barang lewat di sejumlah ruas dan kapasitas jalanan yang bisa dilalui, bisa diambil secara cepat.

Secara garis besar ada dua layanan yang bisa dilakukan lewat aplikasi ini. Pertama ialah network modeling yang dapat mempermudah urusan trayek. Kedua adalah distribution planning, yaitu sistem perencanaan untuk menentukan truk logistik berdasarkan orderan yang masuk, kapasitas truk yang sesuai dengan kebutuhan, serta waktu pengiriman barang dan biaya logistik.

Yang pasti, kata Danny, perangkat lunak Logicnesia juga memangkas birokrasi dan penggunaan kertas. "Berkat ini, rata-rata penghematan di sektor logistik bisa 30 persen," begitu dia mengklaim.

Setahun berjalan, sudah ada empat perusahaan besar di bidang otomotif, manufaktur, dan makanan yang menjadi pengguna tetap Logicnesia. Meski tak mau merinci nama perusahaan pengguna Logicnesia, Danny mengatakan dalam sebulan rata-rata ada 4.000 pengiriman. Seratus kendaraan yang dimiliki pengguna Logicnesia berupa kontainer. "Sekarang kami sudah mulai profitable," ujarnya. Logicnesia bakal berekspansi ke Jawa dan Sumatera untuk memperluas jangkauan bisnisnya.

Danny tak menampik anggapan bahwa layanannya terkesan tak mengakomodasi bisnis kelas kecil dan menengah. Namun dia mengatakan layanannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Meski begitu, menurut dia, memang tetap ada batasan kewajaran dalam penggunaan layanan Logicnesia yang ideal. "Kalau truk cuma lima, masih bisa sewa orang saja. Kalau sudah 20 ke atas, baru ideal, karena banyak sekali komponen pertimbangannya yang terjadi nanti," kata Danny.

Ihwal potensi, Danny mengatakan masih sangat besar. Selain masih minimnya layanan serupa, iklim bisnis logistik bakal naik ke depannya. Perkembangan pesat bisnis e-commerce, ujarnya, akan memperbesar kapasitas pasar entitasnya. "Tim akan menggencarkan promosi ke kawasan-kawasan industri yang ada," tutur dia. Untuk menjalankan operasi tersebut, start-up yang baru digodok lembaga akselerator Plug & Play Indonesia ini sedang mencari pendanaan baru.

Managing Director Plug & Play Indonesia, Wesley Harjono, mengatakan terincinya layanan start-up seperti Logicnesia membuktikan bahwa iklim digital ekonomi Indonesia semakin berkembang. Sejumlah start-up tak lagi berlomba-lomba menawarkan bisnis yang umum kepada pengguna akhir, seperti e-commerce dan financial technology. "Bukan hanya logistik, tapi sudah banyak yang kami inkubasi yang menawarkan solusi di pertambangan," kata dia. "Saya sendiri tak menyangka ada solusi seperti ini. Bahkan para penggunanya pun mengatakan hal yang sama."

ANDI IBNU


PT Logistik Optimasi Logicnesia

Berdiri: 2017

Pendiri: Alexander Danny Sufjan (Kepala Eksekutif)

Pendanaan: Angel Investor US$ 100 ribu

Akselerator: Plug & Play Indonesia

Alamat: Kompleks Golf Lake, Rukan Venice B70, Cengkareng, Jakarta Barat

Situs: Logicnesia.com

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus