'Terorisme' di APEC

Isu terorisme akhirnya diagendakan dalam pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia dan Pasifik (APEC) yang berlangsung di Shanghai, Cina, pekan lalu. Amerika Serikat berhasil melobi 20 negara anggota lainnya untuk membicarakan masalah tersebut. Menurut sumber TEMPO di pemerintahan, enam negara diminta memberikan keynote speech mengenai terorisme, yakni tuan rumah Cina, Indonesia, Singapura, Cile, Amerika Serikat, Rusia, dan Australia. "Tapi kecil kemungkinan masalah ini masuk dalam komunike bersama," sumber itu menambahkan. Masalah ini cukup sensitif karena beberapa anggota APEC merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim dan serangan AS terhadap Afganistan dikecam di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bersama Rusia dan Cina, Indonesia sudah meminta agar Amerika Serikat mencari dukungan PBB untuk memerangi terorisme. Sebenarnya, fokus forum APEC kali ini adalah kerja sama ekonomi. Karena itu, Indonesia akan memperjuangkan persoalan lain yang jauh lebih besar, yakni krisis yang mungkin timbul akibat serangan teror 11 September. Satu di antara soal besar itu adalah bisnis asuransi, yang menurut pejabat tadi dampaknya sangat luar biasa karena biaya asuransi meningkat berkali-kali lipat. Hal itu terutama dirasakan pada angkutan laut dan udara. Menurut sumber Tempo ini, kenaikan biaya asuransi bisa kembali meningkatkan defisit neraca pembayaran, padahal sebelumnya defisit sudah bisa ditekan melalui sektor pariwisata dan ekspor jasa tenaga kerja.