Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jalur kereta api Rangkasbitung-Saketi-Labuan di Banten akan diaktifkan kembali (reaktivasi) pada 2019. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten Revri Aroes di Serang, Banten, Rabu, 31 Januari 2018, mengatakan tahun ini Pemerintah Provinsi Banten bersama Kementerian Perhubungan akan memulai tahapan reaktivasi jalur rel kereta api tersebut dengan pembebasan lahan karena sudah banyak bangunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tahun ini kami mulai dari pembebasan lahan, kami bersihkan kembali dan merelokasi warga yang tinggal di bekas rel. Mungkin pekerjaannya selesai dalam satu tahun ke depan," katanya seusai rapat koordinasi membahas reaktivasi rel kereta api tersebut serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di pendopo Gubernur Banten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Revri mengatakan setelah pembebasan lahan dan relokasi warga, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan konstruksi rel yang akan dimulai pada 2019 setelah selesai pembebasan lahan, sehingga diperkirakan pada 2021 kereta api jalur Rangkasbitung-Saketi-Labuan yang sudah puluhan tahun berhenti tersebut akan kembali beroperasi.
Bahkan tak hanya itu, setelah 2021 dan selesai operasionalisasi jalur tersebut, akan kembali dilanjutkan hingga ke Panimbang untuk mendukung jalur Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang dan juga ke Bayah di Kabupaten Lebak.
"Untuk ke Labuan dan Bayah nanti setelah 2021. Ini untuk memudahkan masyarakat pergi ke lokasi pariwisata dengan transportasi massal," katanya.
Menurut Revri, pembangunan jalur kereta api harus terintegrasi dan terpadu. Oleh karena itu, reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Saketi Labuan akan dilanjutkan dengan pembangunan jalur lainnya, yakni ke Panimbang, Kabupaten Pandeglang yang merupakan lokasi KEK Pariwisata dan juga sampai ke Bayah di Kabupaten Lebak.
ANTARA