Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gurihnya rasa belut Indonesia disukai pasar dunia. Baru-baru ini, Cina membeli banyak belut dari Indonesia. Rupanya belut-belut itu berasal dari Kalimantan Selatan. Hal itu bisa menjadi angin segar bagi pegiat budidaya belut di daerah lain. Dilansir dari berbagai sumber, inilah fakta-fakta ekspor belut dari Kalimantan:
1. Impor Belut Hasilkan Devisa USD 9.678,8
Dilansir dari Antara, ekspor belut yang dilakukan oleh CV Tiga A diketahui bernilai devisi sebesar USD 9.678,8. Kepala Kantor Wlayah Bea Cukai Kalimantan Bagian Selatan, Dwijo Muryono mengatakan realisasi ekspor belut sawah tersebut bisa menjadi pendorong bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas ekspor dan bersaing di pasar internasional. Ia juga berharap ke depannya komoditas perikanan yang diekspor dari Kalimantan Selatan dapat lebih bervariasi.
“Daerah ini memiliki potensi besar untuk komoditas perikanan, dan kami berharap ekspor belut ini akan semakin mendorong peningkatan ekspor produk perikanan dari Kalsel," ujar Dwijo.
2. Belut Kalimantan Selatan disukai hingga Jepang dan Korea
Dikutip dari Antara, ada beberapa daerah yang dikenal memiliki potensi belut sawah melimpah, di antaranya Jawa Timur, Kalimantan, dan Sumatera Selatan. Namun, Kalimantan Selatan telah dikenal sebagai daerah eksportir belut sawah sejak 2010. Saat itu, belut sawah dari Kalimantan telah diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, Taiwan, Hongkong, dan Korea. Beternak belut juga telah menjadi salah satu bidang mata pencaharian yang dilakukan di Kalimantan Selatan. Peternak belut sawah dapat mengantongi Rp 75- 85 juta dalam masa sekali panen.
3. Ekspor belut Kalimantan Selatan bukan kali pertama
Ekspor belut sawah dari Kalimantan Selatan ke negara tujuan Tiongkok bukanlah kali pertama. Pada Januari 2024 lalu Kalimantan Selatan juga melakukan ekspor ke Cina. Tak hanya belut sawah yang jadi produk impor tetapi juga kepiting bakau. Dilansir dari Antara, sebanyak 29.760 ekor belut dan 2100 ekor kepiting menjalani pemeriksaan oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kalimantan Selatan (Karantina Kalsel). Setelah dinyatakan bebas Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK), maka Karantina dapat menerbitkan Health Certificate for Fish and Fishery Product (KI-D1).
4. Jumlah Belut Ekspor Asal Kalimantan Selatan Capai 2 Ton
Belut sawah yang diekspor ke Cina beberapa waktu lalu mencapai 13 ribu ekor atau 2.016 kilogram. Belut tersebut merupakan miliki CV Tiga A. Sebelum dikirim melalui jalur udara, belut-belut tersebut terlebih dahulu diperiksa keamanannya untuk dikonsumsi dengan melibatkan Balai Karantina Ikan dan Tumbuhan. Selain itu, proses pengemasan dan pengiriman dilakukan dengan pengawasan ketat untuk memastikan standar mutu dan keamanan ekspor terpenuhi. Proses-proses tersebut juga turut disaksikan oleh Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan. Belut-belut yang diekspor ke Cina dikemas di dalam 72 boks dan dikirim melalui penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
5. Belut dari Amutai yang tersohor ke luar negeri
Melansir dari Antara, salah satu jenis belut dari Kalimantan Selatan yang sering diekspor ke luar negeri ialah belut dengan yang berasal dari daerah Amuntai. Belut jenis ini diketahui hidup di daerah hulu sungai. Belut Amuntai hidup secara melimpah di sungai-sungai di Kalimantan Selatan. Belut jenis ini banyak diminati oleh produsen dari Cina dan Korea. Belut dari daerah ini juga kerap dijadikan sebagai bibit budidaya yang dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Lampung.
Itulah beberapa fakta menarik tentang belut sawah dari Kalimantan Selatan yang diekspor ke Cina. Dengan kualitas belut yang potensial daerah ini diharapkan menjadi menjadi pelopor produk ekspor perikanan di Kalimantan Selatan. “Kami berharap ekspor belut ini akan semakin mendorong peningkatan ekspor produk perikanan dari Kalimantan Selatan,” ujar Kepala Kanwil Bea Cukai Kalbagsel, Dwijo Muryono.
Pilihan Editor: Ragam Belut dan Ragam Khasiatnya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini