Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikotes merupakan serangkaian pertanyaan atau tes tertulis, visual atau verbal yang dilakukan oleh profesional terhadap seseorang untuk menilai fungsi kognitif dan emosional atau memberikan gambaran menyeluruh mengenai kepribadian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikotes atau tes psikologi seringkali dilakukan sebagai tahapan perekrutan karyawan di banyak perusahaan. Psikotes juga kini digunakan sebagai syarat seleksi masuk universitas bagi calon mahasiswa. Psikotes juga bertujuan memahami fungsi dan perilaku individu untuk sampai pada diagnosis masalah kesehatan mental dan perawatan yang sesuai.
7 Tujuan Psikotes
Dilansir dari whiteswanfoundation.org, hasil tes psikologi mencakup sejumlah bidang yang berbeda, yaitu:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Penilaian kesehatan mental
Penilaian kesehatan mental mencakup informasi tentang riwayat medis seseorang, riwayat keluarga, dan status kesehatan mental saat ini. Penilaian membantu mengidentifikasi apakah ada masalah kesehatan mental, dan menentukan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.
2. Penilaian perilaku adaptif
Ini mengukur keterampilan sosial dan praktis seseorang, untuk menentukan kemampuan mereka di rumah, sekolah atau tempat kerja dan biasanya dilakukan bersamaan dengan tes kognitif. Misalnya, dapat digunakan untuk menilai kemampuan anak dalam kegiatan sosial dengan siswa lain di sekolah.
3. Tes bakat
Tes bakat bertujuan mengukur kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai jenis tugas. Ini dilakukan untuk menentukan keterampilan mereka paling kuat. Beberapa orang mungkin lebih baik dengan tugas-tugas kuantitatif yang membutuhkan matematika dan keterampilan penalaran logis, beberapa di bahasa, dan beberapa di pemikiran kreatif.
Tes-tes ini digunakan oleh terapis kejuruan untuk mengukur kemampuan, dan mencari tahu jenis profesi atau peran pekerjaan yang cocok untuk seseorang. Mereka juga dapat digunakan oleh konselor karir untuk membimbing orang menuju pendidikan tinggi di bidang di mana mereka menunjukkan kemampuan tinggi.
4. Tes kognitif
Tes kognitif bertujuan mengukur kemampuan kognitif seseorang dalam pemecahan masalah, penalaran, kosa kata, pemahaman, dan memori. Tes ini lebih dikenal sebagai tes kecerdasan atau IQ, dan digunakan di bidang pendidikan untuk mengidentifikasi kekuatan dan potensi seseorang.
Misalnya, seorang anak mungkin diberikan tes kognitif untuk mengukur kemampuan mereka dalam mata pelajaran yang berbeda yabg memungkinkan pendidik membantu anak tersebut mengerjakan mata pelajaran yang bermasalah.
5. Tes pendidikan atau prestasi
Tes pendidikan dilakukan untuk menguji seberapa banyak kemajuan seseorang dalam mempelajari mata pelajaran tertentu, seperti matematika, pemahaman bacaan, untuk mengidentifikasi kesulitan apa yang mungkin mereka alami di dalamnya. Tes prestasi adalah ujian yang diikuti siswa di sekolah dan perguruan tinggi.
5. Tes psikologi forensik
Pengujian forensik digunakan dalam bidang hukum untuk menentukan apakah seorang tersangka mampu melakukan kejahatan yang dituduhkan kepadanya. Ini terdiri dari tes kognitif, kepribadian, dan neuropsikologis.
6. Tes neuropsikologis
Tes neuropsikologi menganalisis cara kerja otak seseorang, untuk mengidentifikasi masalah dalam fungsinya. Misalnya, seseorang dengan cedera kepala mungkin harus menjalani tes neuropsikologis untuk memeriksa kemampuan otak mereka dalam menyimpan informasi.
7. Penilaian kepribadian
Tes kepribadian berfokus pada ciri-ciri kepribadian seseorang. Ini membantu mengevaluasi apakah seseorang lebih introvert atau ekstrovert, berhati-hati atau spontan, dan bagaimana mereka dapat bereaksi atau merespons berbagai situasi kehidupan.
ANNISA FIRDAUSI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.