Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Agar Pelancong Tetap Online dan Eksis

Passpod berencana melantai di bursa pada tahun ini.

1 September 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Passpod berencana melantai di bursa pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERPELESIR ke luar negeri bagi Neily Cholida menjadi salah satu "kewajiban" yang tak boleh dilewatkan. Namun ada yang berbeda ketika dia bepergian ke Thailand pada 16-21 Agustus lalu. Wanita yang berkarier di perusahaan swasta tersebut membawa modem kecil. "Biar bisa terus online. Soalnya, kalau pakai roaming internasional, belum tentu lancar," ujarnya, pekan lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Modem yang dibawa Neily adalah modem sewaan yang bisa dibawa ke mana saja selama di luar negeri. Ketika di Thailand, ternyata dia tak sendirian memakai modem sewaan tersebut. Pada saat akan memperbarui status sosial medianya, Neily menemukan ada empat identitas hot spot serupa. Empat identitas Wi-Fi tersebut sama-sama bertulisan "passpod".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Passpod adalah perusahaan pemilik modem-modem itu. Perusahaan rintisan digital yang digawangi oleh Hiro Wardhana ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Namun Passpod tak menjual tiket perjalanan. Start-up ini berfokus pada peminjaman modem kepada turis.

Hiro, yang juga punya hobi melancong ke luar negeri, mendirikan perusahaan ini karena mengalami hal serupa. Ditambah lagi intensitas masyarakat dalam memamerkan perjalanannya di media sosial juga tak kalah tinggi. "Media sosial kan datanya dari Internet biasa, dari medsos juga para pelancong bisa telepon dan kasih pesan," kata Hiro, yang pernah bekerja di perusahaan seluler.

Prediksi tentang kebiasaan tersebut terbukti benar. Sejak mendirikan perusahaan ini pada Agustus 2016, sudah ada peminjaman modem lebih dari 60 ribu kali. Hanya dalam waktu enam bulan pertama, revenue perusahaan yang digawangi menembus Rp 1 miliar.

Modem yang disewakan Passpod bisa online dengan para peminjamnya di 70 negara di seluruh dunia, dari Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, hingga Eropa. "Produk kami banyak disukai karena setiap orang pasti pinginnya jalan-jalan ke negara yang beda, sementara kalau ganti nomor kadang-kadang aturan dan persyaratannya beda di setiap negara," kata Hiro.

Untuk bisa meminjam modem, pengguna cukup login di situs atau aplikasi Passpod. Setelah mengisi identitas, pelancong tinggal melakukan pembayaran peminjaman. Adapun koneksi Internet 4G yang diberikan Passpod berkecepatan 1-2 megabita per detik dengan kuota 500 mega-1 gigabita per hari. Harga peminjaman per hari dipatok Rp 45-135 ribu.

"Kalau kecepatannya mau dinaikkan, bisa diatur. Ada juga paket hemat bagi yang pergi ke suatu negara selama lima hari, misalnya," ujar Hiro.

Dilihat dari tren, negara seperti Singapura, Thailand, Jepang, Cina, dan Korea Selatan merupakan primadona turis lokal yang tak pernah surut sepanjang tahun. Sedangkan negara Eropa Barat, seperti Prancis, Belgia, Belanda, dan Inggris, baru meningkat intensitasnya menjelang akhir tahun.

Agar menarik minat masyarakat, selain bisa diakses di mana pun, peminjam diberi pilihan untuk mengambil langsung modemnya di kantor Passpod di bilangan Roxy, Jakarta Barat, atau dikirim ke rumah. "Saya juga kaget, ternyata banyak sekali yang mau ketemuan saja di bandara," ujar Hiro. Untuk jangkauan layanan, dia tak menampik masih terbatas di Jakarta, Bandung, dan Medan saja.

Hiro optimistis bisnisnya bakal terus berkembang. Promosi pemerintah terhadap pariwisata dan pembangunan banyak bandar udara jadi peluang yang bisa dimanfaatkan. Jumlah aset modem yang saat ini sekitar 5.000 bakal ditambah menjadi 20 ribu modem pada tahun ini. "Ada survei yang bilang jumlah turis Indonesia ke luar negeri itu bisa 8 juta orang dengan pengeluaran US$ 16 miliar setiap tahun," ujarnya.

Produk bisnis Passpod bakal terus berkembang. Saat ini, selain peminjaman modem, Passpod gencar menyediakan tiket atraksi beken destinasi dunia, seperti Universal Studio, Piramida Mesir, Menara Eiffel, Colosseum, Tembok Besar Cina, dan piknik di kota yang bisa dibeli dengan rupiah. "Orang kan jarang bawa duit tunai banyak. Kalaupun pakai kartu kredit ternyata banyak kejadian kartu kreditnya tidak bisa digunakan di luar negeri," katanya.

Olahan big data yang dimiliki Passpod juga direncanakan menjadikan aplikasi ini bisa menyediakan informasi tempat-tempat menarik, restoran unik, dan hotel yang terjangkau. Karena itu, perusahaan yang sudah beranggotakan puluhan orang tersebut sedang bersiap mencari pendanaan Rp 40-50 miliar melalui Bursa Efek Indonesia. "Mudah-mudah bisa terkejar tahun ini. Pekan lalu kami sudah mini expose," kata Hiro. ANDI IBNU



Nama Perusahaan: PT Yelooo Integra Datanet Tbk
Bidang: On demand service sektor pariwisata
Berdiri: Agustus 2016
Pendiri: Hiro Wardhana (Kepala Eksekutif)
Pendanaan: Bootstrap (2016-2018)
Target IPO: Pelepasan saham melalui pasar modal sekitar Rp 40-50 miliar
Penjamin emisi IPO: Sinarmas Sekuritas

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus