Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Sugianto Kusuma alias Aguan mengatakan masuknya pengusaha ke IKN karena ada perintah presiden.
Aguan mengakui kasus reklamasi pantai utara Jakarta merupakan salah satu krisis dalam hidupnya.
Aguan menjawab soal Sembilan Naga dan tuduhan sebagai oligark yang mengendalikan pemerintahan.
TEPAT pada pukul 17.55 WIB, Sugianto Kusuma meninggalkan kantor pemasaran Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Jakarta Utara. Dikawal mobil polisi yang menyalakan sirene, mobil Range Rover hitam berpelat nomor Markas Besar Tentara Nasional Indonesia yang dinaiki pemilik Agung Sedayu Group, pengembang properti pesisir pantai utara Jakarta dan investor utama Ibu Kota Nusantara, itu membelah kepadatan jalan pada Selasa petang, 26 November 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Setelah wawancara ini terbit, Divisi Legal Agung Sedayu Group mengirimkan hak jawab menyatakan keberatan dengan kata "perintah" dan kalimat "Kami mesti menjaga wajah presiden". Divisi Legal menyatakan Sugianto Kusuma tidak pernah mengatakan kalimat tersebut. Divisi Legal Agung Sedayu Group meminta judul wawancara diubah menjadi "Investasi IKN Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan" dan jawaban Aguan diganti menjadi "tidak ada perintah atau pun permintaan, tetapi investasi IKN dilakukan setelah melihat ke lokasi dan ternyata memiliki prospek jangka panjang”. Pada 13 Desember 2024, Divisi Legal mengirim hak jawab kedua menyoal kalimat "babak-belur". Menurut Divisi Legal, frasa itu mengacu pada jawaban atas pertanyaan filosofi bisnis, bukan IKN. Divisi Legal juga menyatakan dua jawaban soal tampil di media dan publik terkait IKN sebagai pernyataan "off the record". Tempo telah memeriksa ulang rekaman wawancara dan memastikan pernyataan Sugianto Kusuma. Dalam wawancara, tiga kali Sugianto Kusuma mengatakan off the record, namun bukan pernyataan yang tertera dalam wawancara ini. Saat wawancara, dua kali Sugianto Kusuma mengatakan "babak-belur" untuk pertanyaan IKN dan filosofi bisnis. Wawancara mengenai filosofi bisnis dimuat di bagian lain pada tautan ini. Dengan demikian, redaksi tidak mengubah judul dan isi artikel wawancara ini.