Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Soal Investasi IKN, Aguan: Kami Mesti Menjaga Wajah Presiden

Bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan, bercerita soal Ibu Kota Nusantara, proyek strategis nasional, dan oligarki.

8 Desember 2024 | 08.30 WIB

Pemilik dan pendiri perusahaan properti Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan saat wawancara dengan Tempo di Market Galery PIK2, Jakarta, Selasa 26 November 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pemilik dan pendiri perusahaan properti Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma atau Aguan saat wawancara dengan Tempo di Market Galery PIK2, Jakarta, Selasa 26 November 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Sugianto Kusuma alias Aguan mengatakan masuknya pengusaha ke IKN karena ada perintah presiden.

  • Aguan mengakui kasus reklamasi pantai utara Jakarta merupakan salah satu krisis dalam hidupnya.

  • Aguan menjawab soal Sembilan Naga dan tuduhan sebagai oligark yang mengendalikan pemerintahan.

TEPAT pada pukul 17.55 WIB, Sugianto Kusuma meninggalkan kantor pemasaran Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 di Jakarta Utara. Dikawal mobil polisi yang menyalakan sirene, mobil Range Rover hitam berpelat nomor Markas Besar Tentara Nasional Indonesia yang dinaiki pemilik Agung Sedayu Group, pengembang properti pesisir pantai utara Jakarta dan investor utama Ibu Kota Nusantara, itu membelah kepadatan jalan pada Selasa petang, 26 November 2024.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Setelah wawancara ini terbit, Divisi Legal Agung Sedayu Group mengirimkan hak jawab menyatakan keberatan dengan kata "perintah" dan kalimat "Kami mesti menjaga wajah presiden". Divisi Legal menyatakan Sugianto Kusuma tidak pernah mengatakan kalimat tersebut. Divisi Legal Agung Sedayu Group meminta judul wawancara diubah menjadi "Investasi IKN Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan Pembangunan" dan jawaban Aguan diganti menjadi "tidak ada perintah atau pun permintaan, tetapi investasi IKN dilakukan setelah melihat ke lokasi dan ternyata memiliki prospek jangka panjang”. Pada 13 Desember 2024, Divisi Legal mengirim hak jawab kedua menyoal kalimat "babak-belur". Menurut Divisi Legal, frasa itu mengacu pada jawaban atas pertanyaan filosofi bisnis, bukan IKN. Divisi Legal juga menyatakan dua jawaban soal tampil di media dan publik terkait IKN sebagai pernyataan "off the record". Tempo telah memeriksa ulang rekaman wawancara dan memastikan pernyataan Sugianto Kusuma. Dalam wawancara, tiga kali Sugianto Kusuma mengatakan off the record, namun bukan pernyataan yang tertera dalam wawancara ini. Saat wawancara, dua kali Sugianto Kusuma mengatakan "babak-belur" untuk pertanyaan IKN dan filosofi bisnis. Wawancara mengenai filosofi bisnis dimuat di bagian lain pada tautan ini. Dengan demikian, redaksi tidak mengubah judul dan isi artikel wawancara ini.

Sunu Dyantoro

Memulai karier di Tempo sebagai koresponden Surabaya. Alumnus hubungan internasional Universitas Gadjah Mada ini menjadi penanggung jawab rubrik Wawancara dan Investigasi. Ia pernah meraih Anugerah Adiwarta 2011 dan 2102.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus