Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Alang-alang gajah mada

Pembuatan bahan bakar dari alang-alang yang dapat menghasilkan alkohol berupa methanol dan diproses menjadi bensin dikemukakan oleh prof.dr.ir. herman johannes dari universitas gajah mada. (en)

22 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM menghadapi krisis minyak dunia, hampir semua negeri sibuk menelaah dan menata kembali kebijaksanaan penggunaan berbagai sumber energi. Indonesia pun tampak tidak mau ketinggalan dalam hal ini, seperti kampanye yang dimulai 24 September. Profesor Dr. Ir. Herman Johannes dari Universitas Gajah Mada, umpamanya, menulis tentang kemungkinan membuat bensin dari alang-alang. Dosen Ilmu Fisika Kimia pada Fakultas Ilmu Pasti Alam UGM ini membahas kemungkinan tersebut dalam suatu pertemuan ilmiah awal bulan ini di Yogyakarta. Profesor Johannes sendiri mungkin menyadari betapa sulitnya melaksanakan hal ini. Ia mengatakan kepada Syahril Chilli dari TEMPO, "Kita harus membangun fabrik methanol dan fabrik pengolahan bensin dari methanol." Agak sendu ia menambahkan, "Dan untuk itu perlu adanya lisensi dari Mobil Oil. " Proses Meisel Mobil Oil adalah perusahaan minyak AS yang, mengolah lapangan LNG di Arun, Aceh, dan yang dalam tahun 1976 mengumumkan hasil penelitiannya untuk mengubah alkohol menjadi bensin: Proses ini, yang dinamakan Proses Meisel, dilindungi oleh hak paten. Teknologi membuat alkohol dari berbagai bahan baku kini merupakan masalah lumrah--hanya sedikit lebih rumit dari membuat tape, tuak dan arang. Methanol diperoleh melalui penyulingan kering bahan organis seperti kayu, dan melalui penggabungan unsur methan, karbodioksida dan air dalam gas sintetis dari batu-bara, gas alam dan biogas. Melalui proses pengkhamiran (fermentasi) tepung padi-padian, umbi-umbian, buah-buahan dan gula diperoleh ethanol. Keduanya -- methanol dan ethanol -- dapat dipergunakan sebagai bahan bakar langsung atau dalam bentuk campuran dengan bensin. Tetapi sifat alkohol ini sangat tidak menguntungkan bagi mesin karena menyebabkan karatan. Juga mutu energi yang dikandung alkohol hanya separuh dari bensin. Pengangkutan alkohol karenanya membutuhkan ruang dua kali lebih besar ketimbang pengangkutan bensin. Jadi alkohol lebih menguntungkan bila diubah menjadi bensin. Namun teknologi membuat bensin dari alkohol masih merupakan masalah. Karena itu pula persoalan pembuatan minyak bakar dari berbagai bahan seperti batu-bara, gas dan biomassa tetap merupakan obyek berbagai pendapat dan teori. Bukan terutama karena segi teknis, tetapi terutama karena segi ekonomis berbagai alternatif proses itu. Misalnya proses Fisher-Tropsch, yang sudah terbukti dapat mensuplai Jerman menjelang dan selama Perang Dunia II dengan bahan bakar minyak. Mutu hasilnya jauh dari memuaskan dan cukup mahal, tetapi dalam keadaan seperti di hadapi Jerman ketika itu, tidak ada pilihan lain. Begitu juga Afrika Selatan, karena menghadapi embargo minyak, terpaksa menggunakan proses Fisher-Tropsch ini, yang melalui tahap pembuatan gas sintetis dari batu-bara menghasilkan minyak bakar. Tahap kedua inilah,--yang mengubah gas menjadi minyak -- terutama merupakan problim, karena gas ini terdiri dari spektrum luas berbagai hidrokarbon, termasuk bensin beroktan rendah. Memisahkannya satu dengan lain serta memperoleh bensin beroktan tinggi, membutuhkan fasilitas teknis yang rumit dan mahal. Tahap ini oleh Afsel akhirnya ditinggalkan dan digantikan dengan proses pengembangannya sendiri, yang sampai sekarang masih merupakan rahasia negara. Namun begitu bensin sintetis Afsel ini hanya dapat bersaing karena Afsel terpaksa membeli minyak mentah di pasaran bebas dengan harga di tas $ 30. Kalau masih dengan harga OPEC yang sekitar $ 20 per barrel, ia belum dapat bersaing. Justru tahap proses inilah--yang meliputi menata kembali unsur karbon dan hidrogen menjadi molekul bensin beroktan tinggi -- merupakan masalah teknologis yang rumit dan mahal. Kalau hmya membuat alkohol, itu relatif mudah, tapi membuat minyak dari alkohol ini yang menadi persoalan. Sebagai kesimpulan, terdapat dua tahap dalam proses pembuatan minyak dari alang-alang dan sejenisnya. Pertama memperoleh alkohol -- methanol atau ethanol--yang merupakan proses yang relatif mudah. Tahap kedua adalah membuat alkohol menjadi bensin. Untuk ini teknologinya tersedia pada Mobil Oil dan dilindungi hah paten, serta pada Afsel yang masih merahasiakan prosesnya itu. Profesor Johannes yakin bahwa alang-alang bisa merupakan bahan baku untuk membuat alkohol berupa methanol. Hal ini sudah diteliti oleh laboratorium Fakultas Teknik Kimia UGM di bawah pimpinan Ida Bagus Agra. Dengan adanya teknologi mengubah alkohol menjadi bensin, sedang luas padang alang-alang di Indonesia mencapai 16 juta HA dan bertambah terus, Profesor Johannes menyimpulkan bahwa alangalang merupakan bahan baku pembuatan bensin masa depan. Ethanol dapat dibuat dari berbagai bahan seperti tepung sagu7 gula tebu, nira enau dan singkong. Namun kemungkinannya yang paling ekonomis ialah dengan bahan tebu dan singkong seperti sudah dibuktikan di Brasil. Semua pompa bensin di Brasil menjual campuran 80% bensin dengan 20% alkohol dengan nama gasohol. Alkoholnyadibuat negeri itu sebanyak 800 juta liter setahun dari tebu. Menjelang tahun 80-an Brasil mengharapkan menunjang produksi alkoholnya dengan mempergunakan singkong sebagai bahan bakunya. Puluhan macam bahan baku sudah diteliti untuk pembuatan alkohol. Amerika, Afsel dan Rhodesia, misalnya, mengadakan suatu program penelitian tentang penggunaan tanaman jagung, di New Zealand dari bit dan di Filipina dari singkong. Juga belakangan ini ada percobaan dari lumut (algea) di Australia. Dan paling akhir gagasan Dr. Johannes untuk menggunakan alang-alang guna keperluan itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus