SEBUAH maket--hampir 6 mÿFD-kompleks olahraga Senayan dan
Gelanggang Mahasiswa Kuningan berada di sebuah ruangan. Jelas
di situ tergambar medan tempat SEA Games X diselenggarakan.
Outside Broad casting Van, kendaraan yang sedang mengambil
gambar setiap pertandingan, memberi isyarat lampu merah.
Berganti-ganti lampu merah tadi menyala dari satu stadion ke
stadion lain. Dari Ruang Pemberitaan TVRI Jakarta itu segala
gerakan pengiriman gambar ke stasion pusatnya dikendalikan.
Sementara itu di Ruang Kontrol masih baru perlengkapannya -
para operator dari Nippon Electric Company dan TVRI mengawasi
layar televisi berwarna. Mereka memonitor setiap perpindahan dan
kecermatan pengambilan gambar. Kegiatan menegangkan itu
mengingatkan orang akan sistim pertahanan jaringan radar
Inggeris terpadu, yang dikendalikan dari sebuah ruang bawah
tanah, ketika mencoba menjejak gelombang serangan udara Jerman
dalam Perang Dunia II.
Itulah kegiatan yang akan tampak di dapur TVRI Jakarta, ketika
SEA Games X pekan depan diselenggarakan. Dengan sistim
pemberitaan terpadu (conference system), yang diterapkan pertama
kali di Olimpiade Montreal.
TVRI memasuki babak baru. Para penonton teve di rumah, dengan
demikian bisa menikmati setiap pertandingan yang terjadi saat
itu dari stadion ke stadion tanpa terputus.
Acara yang dipancarkan berwarna ini disiarkan jam 15.00 s/d
23.00 lewat saluran 6. Satu jam sebelumnya TVRI akan menyiarkan
ringkasan pertandingan pagi harinya. Kemudian pada pukul 19.15,
bisa diikuti berita singkat tanpa gambar. Dan menjelang penutup,
suatu jurnal dan perimbangan medali (pingat) akan dipancarkan
selama 45 menit.
Anturan Main
Sengaja TVRI memulai programnya lepas lohor. "Supaya kegiatan
kantor pagi hari tetap normal," kata Direktur Televisi, Moh.
Nurdin Supomo. Di Ruang Kontrol dan di lapangan pertandingan 40
orang dari Radio dan Televisi Malaysia akan turut mengawasi
pengambilan gambar. RTM menyatakan minatnya lewat transponder
satelit Palapa untuk menyiarkan pesta olahraga itu 4 jam sehari.
Sementara itu Singapura, Thailand dan Filipina juga akan mereIay
Upacara Pembukaan dan Penutupan itu, juga lewat Palapa.
Mendekati waktu acara itu, di halaman gedung TVRI Jakarta yang
terasa makin sempit, hari-harl Ini ter]adi kesibukan luar biasa.
Perlengkapan kamera, OB Van, monitoring untuk Ruang Kontrol -
dari berbagai perusahaan Jepang, Jerman dan Belanda yang
dibiayai dengan Buyers Credit US$ 11 juta -- dibongkar dan
dipasang. Para teknisi dari semua perusahaan itu masih akan
mendampingi para awak TVRI dalam menangani peralatan yang serba
baru itu.
Kegiatan yang melibatkan 8 OB Van (termasuk yang dari Yogya dan
Surabaya) berikut 24 kamera berwarna di lapangan itu akan
menelan 450 awak TVRI. Karena banyak reporter yang dibutuhkan,
TVRI harus merekrut 12 coreporter, yang diambil dari pengawas
pertandingan, juga dari TVRI daerah. Mereka sudah ditatar.
"Co-reporter yang mengetahui teknik dan aturan main pertandingan
nanti akan memberikan komentarnya," kata drs Ishadi SK, Kepala
Seksi Reportase dan Penerangan TVRI.
Yang masih dikuatirkan adalah lampu penerangan di hampir semua
stadion tidak merata penyinarannya. Di Stadion Utama, misalnya,
penyinarannya kuran dari 600 lux, padahal kamera berwarna hiasa
memerlukan suatu penyinaran miimal 600 lux. Menambah terang
jumlah lampu tidak mungkin. "Anggaran kita terbatas," kata
Pramana Pmd, Asisten Direktur Sport Venues, Gelora Senayan.
Bagaimana cara mengatasinya? Untung TVRI mendapat kamera
Electric News Gathering (ENG) tipe LDK 14 Philips yang mampu
mengirimkan gambar berwarna dalam pencahayaan sampai 75 lux.
"Kurang dari 75 lux juga masih bisa, hanya saja warna di pesawat
Televisi penerima agak samar, "kata R.F.O Bar, seorang manajer
Philips.
Uang Harian Kurang
Bagaimana dengan radio? RRI Jakarta tampaknya akan paling repot.
Selama 10 hari pesta olahraga itu berlangsung, lewat gelombang
62 m dan 300 m, RRI Jakarta akan mengudara dalam programa khusus
SEA Games sejak jam 08.00 hingga 23.00. Meskipun sudah
disediakan anggaran RP 9 juta untuk keperluan meliput setiap
pertandingan itu RRI masih mengeluh. "Uang harian masih kurang,"
kata Anwar Siregar, Kepala RRI Stasion Jakarta.
Pihak RRI akan menerjunkan sekitar 150 reporter ke lapangan,
termasuk yang dari RRI daerah. Seperti halnya di TVRI, tenaga
RRI itu juga ditatar untuk memahami aturan pertandingan
olahraga.
RRI akan mengirimkan 7 OB Van (4 di antaranya dari Bandung.
Cirebon, Semarang dan Purwokerto). Ketujuh OB Van milik RRI,
seperti juga TVRI, akan bergerak. ke sana ke mari untuk merelay
setiap pertandingan dari 19 cabang olahraga. Bila di suatu
tempat terjadi pertandingan yang hampir bersamaan nelebihi
jumlah OB Van yang tersedia, RRI akan menyediakan amplifier.
Tapi mungkin agak merepotkan karena tidak semua tempat
pertandingan menyediakan box tempat komentator RRI duduk dan
ngoceh. "Kalau terpaksa, mereka akan ngoceh di antara penonton,"
kata Siregar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini