SAMPUL depan bergambar buah apel impor merah. Nomor perdana
majalah Zaman pekan lalu memasuki peredaran. Tampil bersahaja 21
cm x 27,5 cm, dengan kulit dan isi kertas koran, ia diterbitkan
Yayasan Bapora bekerja sama dengan PT Grafiti Pers. Tampak ia
bisa dibaca seluruh anggota keluarga. Walaupun bergambar apel,
bukanlah ia majalah pertanian atau penggemar buah-buahan.
Harga jualnya cuma Rp 250/eksemplar. Murah? Dalam Salam
Perkenalan, Pemimpin Umum Zaman Sumanang, mengemukakan tingkat
penghasilan penduduk lndonesia yang masih Rp 14.500 setahun,
jauh di bawah pendapatan rata-rata anggota ASEAN lain. "Itulah
salah satu pertimbangan pemrakarsa, memberanikan diri,
menerbitkan majalah dengan harga yang lebih murah daripada yang
telah ada sekarang," tulis Sumanang, bekas Menteri Perekonomian
tahun 1950-an itu.
Majalah yang terbit sekali seminggu ini, isinya beraneka macam.
Dari guntingan sari pers, tinjauan luar/dalam negeri, komik,
cerita pendek/kriminil, mode, TTS, sampai cerita anak-anak.
Zaman, seperti diakui Sumanang, mengambil gaya penyajian Star
Weekly almarhum. "Tapi kami akan berusaha mengembangkan gaya
penulisan yang populer, yang khas Zaman," kata Putu Wijaya,
Redaktur Pelaksananya.
Riwayat Surat Ijin Terbit (SIT) majalah itu cukup panjang.
Dengan SIT yang sama, Sumanang semula menerbitkan Sari Pers,
Kronik dan Komentar. Karena kesulitan uang dan tenaga, pengelola
yang dipercayainya ketika itu tidak bisa meneruskan -- sampai
Sumanang menjual rumahnya Rp 5 juta di Grogol, Jakarta.
Lalu pengusaha Mas Agung mengajaknya bekerjasama. Terbitlah Sari
Pers. Setelah di pasaran jatuh, namanya berubah menjadi BOSS,
sebuah majalah berita mingguan. Tapi ini pun mati. Akhirnya
Sumanang ketemu kelompok Grafiti Pers yang menerbitkan majalah
TEMPO .
"Sebelumnya sudah banyak pihak menawarkan modal dan tenaga tetap
untuk memakai SIT itu, " cerita Sumanang. "Ketika datang
kelompok Grafiti Pers, tanpa berunding, saya pilih kerjasama
dengan mereka."
Terjadi juga perundingan yang ditengahi Sukarno SH, Dirjen Pers
dan Grafika. Dicapai persetujuan mengenai pembagian pemilikan
saham. Sumanang, Grafiti Pers dan pengelola Zaman, masing-masing
mendapat 3 3 ,3%.
Pemimpin Redaksinya adalah Goenawan Mohamad yang juga memimpin
redaksi TEMPO. Putu Wijaya yang menjadi Redaktur Pelaksana Zaman
adalah juga dari TEMPO. Kedua majalah itu memakai alamat yang
sama. Memang sekeluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini