Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Alasan Impor 200 Ribu Sapi Perah: Dukung Makan Bergizi Gratis hingga Investasi Pabrik Susu

Pemerintah mengimpor 200 ribu ekor sapi perah pada 2025 untuk dukung program makan bergizi gratis dan lainnya.

16 Januari 2025 | 19.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sapi perah di peternakan kawasan Duren Tiga, Jakarta, 14 November 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengungkapkan 200 ribu ekor sapi perah impor akan tiba hingga akhir 2025 untuk mendukung pemenuhan susu dalam menu program makan bergizi gratis (MBG) hingga bentuk investasi pembangunan pabrik susu dalam negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di tahun 2025 ada 200 ribu sapi. Kita kebut semua, termasuk lahan dan lain-lain," kata Sudaryono saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, pemerintah sudah merampungkan regulasi pemerintah sebagai dasar hukum untuk mendatangkan sapi hidup dari luar negeri ke Indonesia. Peraturan pemerintah itu yang akan mengatur asal negara dari sapi hidup tersebut.

"Ini kan PP-nya baru beres kita bisa masukkan dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain yang teregister. Kita tambah di negara lain. Kita harap di 2025 ini masuk 200 ribu (sapi) sampai akhir tahun," kata dia.

Sudaryono menuturkan pihaknya juga tengah melakukan percepatan penyediaan lahan peternak untuk menampung sapi perah tersebut. Di sisi lain, ia menegaskan bahwa pengadaan sapi perah impor ini merupakan bentuk investasi agar Indonesia memiliki pabrik susu segar.

"Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Boleh dong bikin pabrik, di Indonesia ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," kata dia.

Sudaryono menambahkan, sejauh ini sudah ada 160 pengusaha dari dalam dan luar negeri yang berkomitmen untuk mendirikan pabrik di Indonesia. Mereka akan mengadakan sapi hidup dengan jumlah yang berbeda-beda. 

"Ada sekitar 160 komitmen dalam dan luar negeri. Ada yang mendatangkan 200 sapi hidup," kata dia.

Lebih lanjut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan sebanyak 50 ekor sapi perah bunting jenis Frisian Holstein asal Australia telah tiba di Indonesia.

Dirjen PKH Kementan Agung Suganda menyampaikan kehadiran sapi perah bunting itu diharapkan dapat mendukung program MBG dan minum susu yang digalakkan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Selain itu, Agung menekankan bahwa kedatangan sapi perah bunting itu juga merupakan bagian dari rencana blueprint Kementerian Pertanian untuk mendorong peran investor dalam meningkatkan populasi sapi perah di Indonesia.

Rencana itu sejalan dengan target pemerintah untuk menambah 1 juta ekor sapi perah dalam lima tahun ke depan serta merupakan wujud komitmen nyata sektor swasta untuk berperan dalam percepatan investasi di Indonesia.

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Prabowo sudah memulai program makan bergizi gratis sejak Senin, 6 Januari 2025. Namun, di berbagai lokasi, menu makan bergizi gratis tersebut tanpa dilengkapi susu. Alasannya, ketersediaan susu di daerah tersebut tidak mencukupi.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan bahwa pemberian susu dalam menu makan bergizi gratis tidak diwajibkan setiap hari karena pasokan susu yang belum merata di setiap daerah.

"Paling sedikit itu seminggu sekali, tidak wajib susu itu, bukan menu wajib, karena suplai susu kan belum merata di setiap daerah," kata Hasan dilansir dari Antara Senin, 6 Januari 2025.

Yudono Yanuar, Hendrik Yaputra dan Raihan Muzzaki berkontribusi dalam tulisan ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus