Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Performa ekspor sejumlah komoditas selama lima tahun terakhir membuat Menteri Perdagangan Budi Santoso optimistis Indonesia bisa swasembada pangan. Lima komoditas yang ia maksud yakni beras pandan wangi, gula, telur ayam, hingga daging ayam ras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi mencatat, tren ekspor beras pandan wangi dalam kurun waktu 2019 hingga 2023 naik sebesar 16,09 persen. Sementara, tren ekspor gula naik 1,80 persen. Kemudian, ekspor telur ayam menunjukkan tren kenaikan sebesar 93,96 persen dan tren ekspor daging ayam ras naik 33,79 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tren ekspor yang baik ini bisa menjadi pertanda bahwa Indonesia mampu menjalankan swasembada pangan bila eksekusinya profesional,” ujar Budi dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada Jumat, 27 Desember 2024, dikutip melalui keterangan tertulis.
Di samping itu, Budi juga menyoroti produk olahan pertanian yang berkontribusi cukup tinggi pada ekspor nasional, yakni minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Dia mencatat, pada periode Januari hingga Oktober 2024, nilai ekspor CPO dan turunannya mencapai US$ 22,92 miliar dengan volume ekspor 32,68 juta ton. Meski volumenya tinggi, Budi mengklaim bahwa CPO yang diekspor merupakan sisa setelah kebutuhan dalam negeri tercukupi.
“Artinya, sebuah contoh bahwa komoditas pertanian kita punya potensi ekspor sepanjang dikelola dengan baik,” kata dia.
Di periode yang sama, Indonesia telah mengekspor sejumlah bahan pangan dengan volume yang cukup baik. Beberapa komoditas pangan yang telah diekspor pada periode tersebut, antara lain, gula sebanyak 608,56 ribu ton, ikan 509,91 ribu ton, jagung 56,73 ribu ton, bawang merah 13,60 ribu ton, dan susu 10,05 ribu ton.
Berdasarkan data tersebut, Budi yakin komoditas pangan yang dikelola dengan baik dapat mencapai swasembada pangan. Dia berujar, upaya mencapai swasembada ini pun perlu disinergikan bersama pemerintah daerah. Sehingga, sinergi berjalan mulai dari inventarisasi masalah hingga implementasi solusi.
“Walaupun belum bisa ekspor, tapi paling tidak, kebutuhan dalam negerinya bisa terpenuhi,” kata dia.