Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berharap Vaksin Menjelang Idul Adha

Peternak berharap vaksin untuk penyakit mulut dan kuku segera disediakan untuk hewan ternak mereka. Sebab, permintaan menjelang Idul Adha tinggi.

18 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dokter hewan menyiapkan vaksin untuk ternak sapi yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di pasar hewan Desa Sibreh, Aceh Besar, Aceh, 11 Mei 2022. ANTARA/Ampelsa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Vaksin bakal diproduksi di dalam negeri oleh Pusat Veteriner Farma.

  • Dalam 14 hari sejak 11 Mei 2022, stok vaksin impor ditargetkan sudah tersedia.

  • Pengadaan vaksin di dalam negeri disebut butuh waktu 4-6 bulan.

JAKARTA – Penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan semakin luas menjelang hari raya Idul Adha pada Juli mendatang. Para peternak menanti kedatangan vaksin untuk menghentikannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Peternak Sapi Kerbau Indonesia, Nanang Purus Subendro, menuturkan PMK dapat diatasi dengan beberapa upaya, seperti mengisolasi dan mengobati ternak terjangkit serta membatasi lalu lintasnya. Namun strategi tersebut perlu dibarengi dengan upaya meningkatkan imunitas ternak lewat vaksinasi. "Kami sangat mendorong pemerintah menyediakan vaksin secepatnya. Kalau belum bisa produksi di dalam negeri, impor," tuturnya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia berharap pengadaan vaksin bisa dilakukan sesigap saat pemerintah mencari antivirus Covid-19. Wabah yang menjangkiti hewan seperti sapi, kerbau, dan kambing ini bisa berdampak pada peternak, yang jumlahnya sekitar 5 juta orang. Para peternak yang seharusnya mendulang keuntungan menjelang hari raya kurban berpotensi kehilangan kesempatan karena ternaknya terjangkit PMK.

Nanang menyatakan virus ini dapat menyebabkan kematian pada sebagian kecil ternak yang terjangkit. Kalaupun hewannya berhasil bertahan, peternak tetap merugi. Musababnya, berat badan sapi menyusut dan produktivitasnya turun. Hewan yang terpaksa dipotong karena sakit pun harganya turun. 

Potensi kerugian lain muncul lantaran pemerintah melarang lalu lintas ternak di dalam negeri untuk menghindari penyebaran virus. Padahal permintaan dari berbagai daerah sedang tinggi menjelang Idul Adha, momentum yang ditunggu peternak tiap tahun. 

Pemerintah berjanji menyediakan vaksin PMK sebagai upaya menghentikan penyebaran virus. Setelah mengidentifikasi stereotipe virus yang menyerang, yaitu O-IDN2001, pemerintah sudah bisa memilih vaksin yang sesuai. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan vaksin bakal diproduksi di dalam negeri oleh Pusat Veteriner Farma. Lembaga tersebut berpengalaman mengembangkan vaksin dengan stereotipe yang sama pada 1990-an ketika virus ini terakhir muncul di Indonesia. "Sambil menunggu pembahasan produksinya, kita akan mengadakan impor, tapi tidak banyak jumlahnya," kata Yasin. Dia menargetkan, dalam 14 hari sejak 11 Mei lalu, stok vaksin impor sudah tersedia. 

Petugas pusat kesehatan hewan (puskeswan) memeriksa sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Sembung, Gresik, Jawa Timur, 10 Mei 2022. ANTARA/Rizal Hanafi


Sembari menanti vaksin, peternak diimbau agar tidak panik. Yasin mengingatkan bahwa ternak yang terjangkit bisa dipulihkan dengan pengobatan. Daging mereka pun masih bisa dikonsumsi masyarakat. Pemerintah juga telah membatasi lalu lintas ternak dan meningkatkan pengawasan untuk mencegah penularan. 

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Soewarno, menyatakan pengadaan vaksin di dalam negeri butuh waktu 4-6 bulan, termasuk uji coba antivirus tersebut pada ternak. Strategi membuat sendiri vaksin penyakit mulut dan kuku dianggap paling ideal karena disesuaikan dengan hasil identifikasi mikroorganisme yang ada di daerah wabah.

Namun pengadaan vaksin impor juga bukan berarti tanpa tantangan. "Impor juga perlu waktu dan belum tentu negara produsen siap. Kalau tidak ada stoknya, kan perlu dibuat dulu," ujar Soewarno.

Sambil menunggu vaksin, pencegahan penularan yang efektif adalah menghentikan lalu lintas ternak di dalam negeri. Namun kebijakan ini sulit direalisasi karena jalur yang bisa ditempuh beragam, baik di darat maupun di laut. Soewarno menyatakan pemerintah perlu meninjau kembali pengiriman ternak dan produk dari ternak yang diimpor dari negara yang belum bebas sepenuhnya dari penyakit mulut dan kuku, seperti India. Langkah itu dilakukan untuk memastikan semua yang masuk ke Indonesia aman.

VINDRY FLORENTIN

Baca: Karantina Sapi untuk Melawan Wabah

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus