Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Platform e-commerce Tokopedia bakal menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang. Per awal Mei nanti, biaya layanan untuk penjual Power Merchant dan Power Merchant Pro dipatok mulai 2 sampai 6,5 persen di lima kategori produk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Director Corporate Affairs Tokopedia, Nuraini Razak mengungkapkan, bahwa alasan menaikkan biaya layanan itu untuk memberikan lebih banyak program kepada para penjual. Ia mengatakan, nantinya penjual di Tokopedia bisa menjangkau lebih banyak konsumen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Jadi sebetulnya ini investasi kita untuk seller, mereka bisa menjangkau lebih banyak konsumen, lebih banyak campaign. Itu kan semuanya pasti ada kompenen biaya," katanya ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024.
Nuraini memastikan kenaikan biaya layanan ini tidak akan memberatkan, baik untuk konsumen maupun penjual. Menurut dia, pihaknya sudah memperhitungkan komponen-komponen sebelum menaikkan biaya layanan merchant tersebut.
"Komponen yang sebetulnya selama ini mungkin enggak terlalu dipikirkan, apakah ini sama atau mirip atau seimbang dengan misalnya berjualan offline," ucapnya.
Ia menjelaskan Tokopedia sudah lama tidak menaikkan biaya layanan untuk penjualan produk. Meski akhirnya kembali naik awal Mei nanti, ia menilai hal itu untuk keberlanjutan bisnis Tokopedia.
"Jadi memang pelan-pelan, untuk sustainability juga," ujarnya. Adapun nantinya kenaikan biaya layanan mulai 2 hingga 6,5 persen ini berlaku untuk Shop Tokopedia melalui aplikasi TikTok.
Ia belum bisa memastikan kapan biaya layanan untuk penjual Tokopedia ini bakal naik lagi. Biaya layanan akan dinaikkan kembali apabila ada sebab yang rasional.
"Kan enggak mungkin setiap berapa bukan naik, enggak seperti itu, sih. Kami udah kama sebetulnya enggak menaikkan biaya komisi untuk penjual," kata Nuraini.
Tokopedia juga bakal terus memberikan promo dan cashback, sebagai bagian dari kampanye agar para penjual, khususnya produk lokal bisa semakin laku. "Enggak mungkin kami tidak memperhitungkan harga barang maupun komisi untuk seller, jadi promonya ada terus untuk menggaet pembeli," ucap Nuraini.