Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Communication PT Tokopedia Aditia Grasio Nelwan menyatakan akan menindak tegas para pedagang online yang menjual buku bajakan di platform Tokopedia. Adit mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi berupa penalti dan pengurangan skor performa bagi toko yang terbukti melakukan pelanggaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dalam jumlah tertentu, hal ini dapat membuat penjual dilarang mengunggah produk bahkan hingga penutupan toko secara permanen,” ujar Adit saat dihubungi Tempo, Minggu, 6 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan platform-nya telah cukup lama menaruh perhatian terkait penjualan buku bajakan yang merugikan penulis dan penerbit. Oleh karena itu, selain menegakkan kebijakan platform terkait perlindungan Hak Cipta dan Hak Kekayaan Intelektual, Tokopedia juga meluncurkan fitur Festival Pustaka Sastra.
Fitur baru Tokopedia yang diluncurkan pada Oktober 2023 ini, merupakan hasil kerja sama antara Tokopedia, penulis, penerbit, asosiasi dan pemerintah. Festival Pustaka Sastra berisi berbagai program, mulai dari penghapusan buku bajakan di Tokopedia, pembuatan halaman khusus Festival Pustaka Sastra, hingga halaman khusus bagi masing-masing penulis tanah air.
“Festival Pustaka Sastra bertujuan untuk memperkuat perlindungan HKI penulis dan hak cipta buku, serta memberantas buku bajakan di Indonesia, khususnya di platform Tokopedia,” ungkap Adit.
Ia berharap, dengan hadirnya fitur baru ini dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses buku asli.
Sebelumnya, Direktur Buku Mojok Aditia Purnomo mengeluhkan permasalahan penjualan buku bajakan di e-commerce. Adit menyatakan permasalahan ini tidak akan selesai tanpa penegakan regulasi dari pemerintah.
Adit mengungkap, masalah penjualan buku bajakan adalah persoalan yang telah disorot oleh Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) sejak lama. Namun, hingga saat ini, Adit menilai belum ada langkah konkrit yang dilakukan pemerintah maupun marketplace untuk memecahkan masalah ini.
“Setiap tahun kami menggelar kampanye Anti Pembajakan Buku. Di awal tahun ini, kami sudah mengajukan audiensi kepada pemerintah agar difasilitasi untuk bertemu dengan pihak marketplace tapi masih belum ada tindak lanjut,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, selama ini pihaknya hanya dapat melakukan perlawanan mandiri melalui kampanye-kampanye Anti Pembajakan Buku serta melaporkan akun-akun penjual online nakal yang menjual buku bajakan secara berkala.
“Biasanya abis kami laporkan, produknya itu dihapus sama penjualnya. Setelah itu nanti diupload lagi. Gitu mainnya. Jadi ya mau nggak mau kita sendiri yang harus rutin mengawasi,” ujarnya.
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Devina Hermawan. Melalui akun instagram pribadinya, juru masak terkenal itu, mengunggah beberapa tangkapan layar buku-buku bajakan resep masakan seharga Rp 1.800 di marketplace Shopee. Aksi pembajakan buku semacam itu membuat Devina geram karena bisa membunuh para penulisnya. Dua buku Devina salah satu yang dibajak dan dijual murah. “Jangan bunuh penulis lokal,” kata Devina seperti ditulis di unggahan itu pada Jumat, 4 September 2024.
Sejak Rabu, 2 Oktober 2024, Devina bersuara lantang di sosial media Instagram atau X menyoroti pembajakan buku. Brand Ambassador Mie Sedap itu menyebut pembajakan buku ini bisa mematahkan semangat para calon penulis dalam negeri dan penerbit. Menurut Devina, para penulis lokal sangat bergantung pada penerbit dan royalti yang dihasilkan dari penjualan buku. “Jangka panjang, pembajakan ini mematahkan semangat calon penulis dalam negeri dan juga membunuh industri penerbit serta toko buku tradisional,” kata dia.
Tempo telah menghubungi Head of Media Relations Shopee Indonesia Prisca Niken pada Senin, 7 September 2024. Namun, Niken belum merespons upaya permintaan tanggapan Tempo.
Adil Al Hasan berkotribusi dalam penulisan artikel ini.