Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Alokasi penerimaan Dana Bagi Hasil (DBH) dari sektor pertambangan timah yang diterima oleh pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun drastis pada tahun 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Badan Keuangan Daerah Bangka Belitung Muhammad Haris menjelaskan alokasi DBH sektor pertambangan timah pada tahun ini hanya Rp 185.164.276.000 atau bila dibulatkan Rp 185,16 miliar. "Terjadi penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan alokasi DBH tahun lalu. Penurunan alokasi ini mencapai sebesar Rp. 217.935.114.000," ujar Haris kepada Tempo, Kamis, 26 Januari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada tahun lalu, kata Haris, alokasi DBH sektor pertambangan timah di pemerintah Bangka Belitung cukup besar, yakni mencapai Rp 413,68 miliar. "Bahkan alokasi DBH timah pada tahun lalu telah mendukung pendapatan asli daerah Bangka Belitung sebesar 17,5 persen."
Haris menuturkan DBH yang didapat dari hasil pembayaran royalti dan land rent di sektor pertimahan tidak semuanya diterima oleh pemerintah di Bangka Belitung karena ada aturan yang mengatur pembagiannya.
"Alokasi DBH dibagi untuk pemerintah pusat sebanyak 20 persen, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 16 persen dan 64 sisanya dibagi kepada tujuh pemerintah kabupaten dan kota di Bangka Belitung," ujar Haris.
Lebih jauh, Haris menambahkan Pemprov Bangka Belitung berupaya mencari sumber pemasukan baru untuk mendapatkan dana bagi hasil. Salah satunya dari DBH pajak penghasilan agar bisa lebih mendukung pendapatan daerah.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya mencatat nilai ekspor timah dan nontimah pada November 2022 sebesar US$ 128,15 juta. Angka tersebut turun 22,73 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya US$ 165,84 juta.
"Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, penurunan ekspor jauh lebih drastis yaitu sebesar 48,83 persen dari total US$ 250,45 juta," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Toto Haryanto Silitonga, di Pangkalpinang, Senin, 3 Januari 2023.
Sepanjang Januari hingga November 2022, ekspor dari pelabuhan di luar Bangka Belitung mendominasi dengan persentase sebesar 53,17 persen. “Nilai ekspor barang dari Babel pada Januari hingga November 2022 melalui Pelabuhan Babel mencapai US$ 1,147 juta dan yang melalui Pelabuhan selain Babel mencapai US$ 1,302 juta,” ujar Toto.
Namun walaupun nilai ekspornya turun, timah masih menjadi komoditas utama ekspor Bangka Belitung dengan kontribusi US$ 110,23 juta, atau 87,01 persen dari total ekspor provinsi tersebut. Ekspor timah turun 18,66 persen dibandingkan ekspor bulan sebelumnya dan sebesar 52,39 persen ketimbang periode serupa pada tahun sebelumnya.
Sejak Januari hingga November 2022, Cina mendominasi pangsa ekspor timah dan nontimah Bangka Belitung dengan sepertiga komoditas diniagakan ke negara tersebut. “Ada tiga negara yang menjadi pangsa utama ekspor timah Babel yaitu Tiongkok, Singapura, dan India dengan persentase sebesar 62,95 persen dari total ekspor. Sementara untuk sektor nontimah ada Tiongkok, Malaysia, dan Belanda dengan 62,92 persen dari total ekspor,” kata Toto.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.