Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I mengklaim memiliki sistem mitigasi bencana dalam pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kulon Progo, Yogyakarta. Corporate Secretary PT AP I Israwadi mengatakan mitigasi tersebut adalah pembangunan bandara dengan ketinggian tertentu di atas permukaan laut.
"Desainnya kami buat untuk memitigasi dampak tsunami. Jadi sampai lantai satu itu, bangunan lantai satu itu ketinggiannya sembilan meter," katanya kepada Tempo melalui sambungan telepon, Ahad, 7 Januari 2018.
Simak: Warga Penolak Bandara Kulon Progo Bentrok dengan Polisi
Israwadi menuturkan ketinggian itu dibuat untuk meminimalisasi dampak jika terjadi tsunami. "Kalaupun nanti terjadi risiko tsunami, dengan ketinggian bangunan itu, tidak berdampak secara masif," ujarnya.
Corporate Communication PT AP I Awaluddin mengatakan mitigasi tersebut merupakan hasil kajian para ahli yang melakukan studi ke Jepang. Dia menegaskan pemilihan lokasi di Temon, Kulon Progo, telah melalui proses kajian.
"Ada beberapa tempat waktu itu, Bantul dan lainnya. Temon ini menjadi pilihan karena tidak ada obstacles," ucapnya pada Ahad.
Dilansir dari situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bmkg.go.id, lokasi bandara yang akan dibangun memang termasuk zona subduksi di selatan Pulau Jawa sehingga rawan terhadap tsunami. Hasil kajian empiris BMKG mendapati potensi gempa dan tsunami di wilayah ini cukup tinggi dengan magnitudo bisa mencapai 8,5 skala Richter. Pada skala ini, masih merujuk BMKG, potensi tsunami mencapai ketinggian lebih dari 5 meter di sepanjang pantai Bandara NYIA Kulon Progo.
Pemerintah menargetkan Bandara NYIA mulai beroperasi pada April 2019. Bandara Angkasa Pura ini diproyeksikan memiliki terminal seluas 130 meter persegi, runway dengan panjang dan lebar 3.250 meter dan 60 meter, serta berkapasitas 15 juta penumpang pada pembangunan tahap pertama, yang berlangsung hingga 2030.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini