Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dinar dan dirham mulai dilirik sebagai pilihan investasi di Indonesia. Apa itu dinar? Definisi sederhananya, dinar adalah alat tukar atau alat transaksi dalam bentuk koin emas di zaman Rasulullah dulu hingga kini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa negara persekutuan Arab menggunakan dinar sebagai mata uang negaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, karena seluruh material pembuatan koin tersebut menggunakan emas asli, maka tak sedikit orang yang menjadikan dinar sebagai instrumen investasi. Apakah menguntungkan? Simak uraian selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Dinar?
Mengutip dari laman resmi NU Online, dinar adalah mata uang yang digunakan sejak zaman Rasulullah SAW sebagai alat transaksi dan perdagangan.
Namun, sejak uang kertas muncul, tepatnya sejak Perang Dunia I tahun 1914 M, banyak negara di wilayah Arab sudah tidak menggunakannya lagi dan diganti dengan uang kertas.
Menurut Hukum Syariah Islam, dinar sebagai uang emas murni memiliki berat setara 4,45 gram emas. Sedangkan World Islamic Mint menetapkan bahwa 1 dinar setara dengan 4,25 gram emas.
Pendapat yang kedua sesuai dengan pendapat Syaikh Yusuf Qardhawi yang juga mulai diikuti oleh beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, PT Antam memproduksi koin dinar bersertifikat dengan berat 4,25 gram dan karat 22. Hanya saja koin dinar di Indonesia tidak bisa dijadikan alat tukar, akan tetapi bisa dijadikan pilihan investasi.
Keunggulan Investasi Dinar
Berikut ini beberapa keunggulan berinvestasi pada dinar di antaranya:
- Koin dinar emas bernilai sesuai standar yakni bersertifikat, dengan kadar emas 22 karat dan berat 4,25 gram.
- PT Antam memproduksi dan mendistribusikannya langsung kepada masyarakat atau melalui agen dan bank syariah.
- Desain dinar unik sehingga bisa dijadikan koleksi.
- Pemilik dinar bisa menjual sebagian simpanan dinarnya, berbeda dengan investasi emas batangan di mana Anda harus menjual seluruh emas batangan tersebut.
- Bebas biaya pemotongan nilai jual saat pemilik dinar akan menjual kembali dinarnya.
- Harga jual dinar cenderung meningkat.
- Selisih buyback antara dinar dan emas batangan tidak terlalu berbeda jauh.
- Dinar bisa diperjualbelikan di negara lain selain negara Indonesia.
Kelemahan Investasi Dinar
Sama halnya dengan instrumen investasi lain, investasi dinar juga memiliki beberapa kelemahan. Berikut ini kelemahan investasi dalam bentuk dinar, antara lain:
- Pemilik dinar perlu mempersiapkan tempat khusus untuk menyimpan dinar.
- Dinar merupakan instrumen investasi jangka panjang, sehingga Anda baru bisa mendapatkan return setelah 5-10 tahun investasi.
- Dinar termasuk kategori perhiasan sehingga pemilik dinar wajib membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPn) sebesar 10%.
- Bila menjual dinar di toko emas biasa, maka Anda hanya akan mendapat harga jual seperti harga jual emas pada umumnya.
- Ketersediaan dinar tergantung produksi emas dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan kondisi global lainnya.
Tips Investasi Dinar
Supaya investasi Anda dalam bentuk dinar bisa menghasilkan return maksimal, ada beberapa tips yang bisa Anda ikuti, di antaranya:
- Menjadikan dinar sebagai instrumen investasi, bukan alat tukar.
- Menjadikan investasi dinar menjadi investasi jangka panjang.
- Membeli dinar yang dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan.
- Mengeluarkan kewajiban zakat atas kepemilikan dinar.
- Melakukan investasi disiplin dan konsisten agar hasil investasi lebih maksimal.
Nah, itulah pengertian dari apa itu dinar, keunggulan dan kelemahan dinar sebagai investasi serta tips agar Anda mendapatkan cuan lebih maksimal dengan berinvestasi melalui dinar.
HERZANINDYA MAULIANTI
Pilihan Editor: Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia