Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Apa itu LPG Pink 3 Kilogram yang Disebut Gantikan Gas Melon?

Beredar kabar LPG Bright Gas pink 3 kilogram bakal menggantikan gas melon yang dilarang dijual di tingkat pengecer. Apa saja kelebihannya?

4 Februari 2025 | 17.29 WIB

Warga mengantre untuk membeli gas elpiji 3 kilogram di salah satu pangkalan gas elpiji di Kampung Malang, Surabaya, Jawa Timur, 4 Februari 2025. Antara/Didik Suhartono
Perbesar
Warga mengantre untuk membeli gas elpiji 3 kilogram di salah satu pangkalan gas elpiji di Kampung Malang, Surabaya, Jawa Timur, 4 Februari 2025. Antara/Didik Suhartono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Ramai beredar di media sosial yang menyatakan bahwa tabung gas elpiji nonsubsidi 3 kilogram berwarna merah muda atau pink akan menggantikan gas melon. Isu tersebut merebak di tengah pembahasan larangan penjualan liquid petroleum gas (LPG) 3 kilogram berwarna hijau di tingkat pengecer. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilihat Tempo, seorang warganet mengunggah foto di X (Twitter) yang menunjukkan LPG pink 3 kilogram bermerek Bright Gas. Dalam cuitannya (tweet), akun @Listy**** mengatakan bahwa gas elpiji nonsubsidi tersebut akan menggeser keberadaan gas melon. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Akan segera hadir gas elpiji nonsubsidi. Pokoknya rakyat kecil harus makin ditekan, buat menghidupi para pembuat kebijakan,” demikian bunyi narasi yang menyertai unggahan foto pada Minggu, 2 Februari 2025 tersebut. Lantas, apa itu LPG pink 3 kilogram? 

Mengenal LPG Pink 3 Kilogram

Elpiji Bright Gas 3 kilogram diketahui telah diluncurkan sejak 2017 lalu. Salah satu produk dari PT Pertamina (Persero) tersebut, pertama kali diuji coba penjualannya di dua wilayah, yaitu Tangerang dan Tangerang Selatan pada November 2017 hingga Maret 2018. 

Kala itu, External Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan bahwa uji coba penjualan LPG pink 3 kilogram dilakukan karena masih banyak konsumen rumah tangga menengah yang mampu, tetapi membeli gas melon. Oleh karena itu, diharapkan nantinya, mereka dapat beralih ke elpiji nonsubsidi. 

“Gas subsidi atau gas melon kan sebenarnya untuk rumah tangga miskin, tetapi rumah tangga menengah yang mampu malah beli gas melon,” kata Arya kepada Tempo, Sabtu, 2 Desember 2017. 

Arya menjelaskan, tabung gas elpiji pink 3 kilogram merupakan varian keempat dari Bright Gas. Sebelumnya, Pertamina sudah merilis tabung ungu dengan kapasitas 12 kilogram, lalu tabung merah jambu dengan bobot isi 5,5 kilogram, dan kaleng seberat 220 gram. 

Dia pun memastikan bahwa Bright Gas 3 kilogram tidak akan mengganggu peredaran gas melon subsidi, karena target pasar yang berbeda. Meskipun memang kemungkinan LPG pink dijual dengan harga yang sedikit lebih mahal, tetapi dia mengklaim produk tersebut mempunyai kelebihan. 

“Soal jenis tabung tentu berbeda. Selain itu, Bright Gas juga mempunyai kelebihan dalam sistem pengamanan katup keluarnya gas, karena menggunakan double spindle valve system,” ucap Arya. 

Pada masa uji coba, LPG pink 3 kilogram dijual dengan harga Rp189.000 untuk pembelian awal termasuk tabung, sedangkan biaya isi ulang sebesar Rp39.000. Kemudian, bagi konsumen rumah tangga yang ingin beralih ke Bright Gas 3 kilogram, dapat menukarkan tabung gas melon dan membayar sebesar Rp80.000. 

Akan tetapi, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menuturkan bahwa Bright Gas 3 kilogram tidak diproduksi lagi. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Rapat Kerja (Raker) dengan DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, 3 Februari 2025. 

Bantahan Pertamina

Terkait kabar yang beredar soal produk LPG pink 3 kilogram yang akan menggantikan gas melon, PT Pertamina Patra Niaga membantah. Pertamina Patra Niaga mengklaim saat ini hanya menjual Bright Gas dalam dua kemasan, yaitu 5,5 kilogram dan 12 kilogram. 

“Itu adalah informasi tidak benar, dan produk Bright Gas saat ini hanya tersedia dalam dua kemasan, yaitu 5,5 kilogram dan 12 kilogram,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari di Jakarta, Senin, 3 Februari 2025, seperti dikutip dari Antara

Lebih lanjut, menanggapi foto yang viral soal elpiji pink 3 kilogram nonsubsidi, Heppy menduga foto tersebut kemungkinan besar diambil pada 2018, ketika Pertamina melakukan uji coba. 

Dias Prasongko dan Dani Aswara berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus