Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Astra Land aktif mengakuisisi proyek potensial dari pengembang lain.
Astra Land akan mengenalkan proyek township baru di Kabupaten Tangerang.
Langkah akuisisi cocok untuk gedung komersial.
JAKARTA – PT Astra International Tbk akan menggencarkan ekspansi lini bisnis properti selama beberapa tahun ke depan. Di luar proyek baru yang tersebar di area Jakarta dan sekitarnya, emiten berkode ASII itu pun aktif mengakuisisi proyek potensial dari pengembang lain. Presiden Direktur PT Astra Land Indonesia, Nilawati Irjani, mengatakan proyek-proyek hasil akuisisi bisa melebarkan portofolio perusahaan. “Kami mengoptimalkan proyek yang ada sambil terus mengeksplorasi peluang baru,” ujarnya kepada Tempo, kemarin, 9 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikenal juga sebagai Astra Property, anak usaha ASII tersebut pada bulan lalu mengakuisisi Hotel Mandarin di Jakarta Pusat dalam dua transaksi yang nilai totalnya menembus US$ 85 juta atau sekitar Rp 1,27 triliun. Astra Land membeli 96,9 persen saham yang ditempatkan PT Jaya Mandarin Agung (JMA), pengelola Hotel Mandarin, senilai US$ 49,7 juta. Astra Land juga mengakuisisi piutang pinjaman senilai US$ 32,23 juta yang diberikan oleh Mandarin Oriental Hotel Group Limited kepada JMA.
Baca juga: Stagnasi Permintaan Ruang Perkantoran
Properti merupakan pilar usaha ke-7 yang dikembangkan Grup Astra. Lini bisnis termuda ini diluncurkan ASII pada Oktober 2016, menyusul bisnis otomotif, jasa keuangan, agrobisnis, infrastruktur, dan teknologi informasi. Satu pilar Astra lainnya berasal dari ekosistem industri ekstraktif, yang mencakup alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi. PT Astra Land Indonesia merupakan hasil kongsi antara ASII dan Hongkong Land Ltd yang difokuskan untuk proyek residensial. Kedua pihak memegang saham masing-masing 50 persen.
Proyek perumahan berskala kota Asya, PT Astra Modern Land, di kawasan Jakarta Timur. Astraproperty.co.id
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nilawati optimistis sebaran proyek properti entitasnya bisa menyumbang pertumbuhan untuk jangka panjang. Beberapa proyek Grup Astra yang mengemuka adalah perkantoran Menara Astra dan Anandamaya Residences yang berada di wilayah elite Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Perusahaan juga mengembangkan Arumaya Residences, kawasan komersial multiguna seluas 1,6 hektare di jalur padat T.B. Simatupang, Jakarta Selatan. Ada juga Asya Garden City, perumahan berskala kota (township) yang berisi kluster rumah tapak dan ruang publik di Cakung, Jakarta Timur.
Pada paruh kedua tahun ini, dia meneruskan, Astra akan mengenalkan proyek township baru di Cikupa, Kabupaten Tangerang. Daerah yang mengiris jalur padat Bitung-Balaraja ini dianggap sebagai titik potensial untuk hunian baru. Nilawati menyebutkan proyek itu mengangkat tema eco-green yang sedang diminati oleh pasar perumahan. “Proyek ini yang sedang kami prioritaskan dan akan diluncurkan ke publik dalam waktu dekat.”
Head of Corporate Communication Astra International, Boy Kelana Soebroto, mengimbuhkan, minat pasar properti di Indonesia masih terus berkembang. “Astra mempertimbangkan berbagai peluang untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan,” ujarnya. Dia menyebutkan ASII menyiapkan belanja modal hingga Rp 25 triliun untuk sejumlah rencana kerja pada tahun ini, termasuk untuk properti. Ada juga cadangan belanja investasi sebesar Rp 15 triliun.
Pada 5 Juli lalu, manajemen Astra mengungkapkan belanja modal itu telah terealisasi sebesar Rp 6,7 triliun sepanjang kuartal pertama 2023. Investasi anyar ASII berpotensi mengalir ke perusahaan-perusahaan pada sektor konsumer, transportasi dan logistik, infrastruktur, kesehatan, serta energi baru terbarukan.
Bila melihat laporan tahunan ASII, pendapatan bersih dari segmen properti Astra pada 2022 mencapai Rp 964 miliar, naik 19 persen dari Rp 813 miliar pada 2021. Kontribusi segmen ini terhadap pendapatan bersih Grup Astra pada 2021-2022 masih kurang dari 1 persen. Namun Astra Property melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 10 persen, dari Rp 117 miliar pada 2021 menjadi Rp 129 miliar pada tahun lalu. Kenaikan itu berasal dari tambahan okupansi Menara Astra dan serah-terima sejumlah unit di proyek Arumaya. Tak sebatas Hotel Mandarin, lahan seluas 41 hektare yang dipakai untuk proyek township di Tangerang pun merupakan hasil akuisisi Astra Property.
Seremoni topping off atau pemasangan atap bangunan sebagai tanda berakhirnya proses konstruksi Arumaya Residences melalui PT Astra Land di Jakarta Selatan, 26 Maret 2021. Astraproperty.co.id
Alih Kelola Lebih Menguntungkan
Chief Executive Officer Indonesia Property Watch, Ali Tranghada, menilai akuisisi Hotel Mandarin sebagai langkah yang tepat. Di tengah tingginya biaya pembangunan dan administrasi properti setinggi lebih dari 10 lantai, skema alih kelola lebih menguntungkan dalam jangka panjang. Akuisisi dianggap cocok untuk jenis gedung komersial, seperti hotel dan perkantoran. “Berbeda dengan properti residensial yang lebih baik dimulai dari awal agar marginnya lebih tinggi,” tuturnya.
Menurut Ali, persaingan para pengembang properti besar ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kompetisi di sektor ini bergantung pada perkiraan pasar dan strategi yang ditempuh masing-masing pemainnya. “Ini bisnis yang unik dari berbagai ilmu. Sifatnya kompleks dan persaingannya sangat dinamis.”
Adapun Head of Advisory Services Colliers Indonesia, Monica Koesnovagril, tak berkomentar secara spesifik soal Astra atau pemain properti lainnya. Namun dia membenarkan soal munculnya tren pemanfaatan aset lama yang sudah beroperasi. “Sekarang ekspansinya berkembang. Bisa berupa renovasi, rebranding, atau repositioning proyek,” kata dia.
YOHANES PASKALIS | ANTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo