Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jalan Microsoft Kuasai Pasar Game

Peta persaingan industri game akan berubah setelah Microsoft mengakuisisi Activision Blizzard. Jalan bagi Microsoft menguasai segmen konsol, PC, dan online game

22 Januari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Microsoft dengan latar belakang karakter game Activision Blizzard. REUTERS/Dado Ruvic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Microsoft mengeluarkan dana hampir Rp 1.000 triliun untuk akuisisi Activision Blizzard Inc.

  • Akuisisi bisa memperkuat posisi Microsoft di semua segmen industri game.

  • Microsoft ada kemungkinan membuat konten eksklusif game buatan Activision Blizzard.

JAKARTA – Peta persaingan industri game dunia bakal berubah setelah Microsoft Corp. mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Activision Blizzard Inc. Dengan nilai akuisisi US$ 68,7 miliar atau sekitar Rp 986 triliun, Microsoft bakal menjadi penguasa bisnis game di telepon seluler, komputer pribadi (PC), konsol, serta cloud dan metaverse.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chief executive officer (CEO) sekaligus pendiri GGWP.id, Ricky Setiawan, mengatakan Activision Blizzard merupakan game publisher ketiga terbesar di dunia, di bawah Tencent dan Sony. Dengan akuisisi ini, kata dia, Microsoft mencaplok kekuatan yang selama ini bersaing dengan Tencent dan Sony, sekaligus tetap menguasai segmen game PC. "Microsoft bisa memperkuat posisinya di industri game, termasuk di bidang yang dikuasai pesaing, seperti Tencent untuk segmen mobile game dan Sony untuk game konsol,” kata dia, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ricky, ada kemungkinan produk rilisan Activision dijadikan eksklusif untuk game PC atau di Xbox--konsol buatan Microsoft. Di sisi lain, untuk gamers PC, Ricky memperkirakan koleksi yang ditawarkan gratis oleh Microsoft di PC Game Pass akan bertambah dengan produk dari Activision Blizzard.  

Permainan Activision "Call of Duty" di sebuah toko di New York City, Amerika Serikat, 18 Januari 2022. REUTERS/Carlo Allegri

Microsoft akan mengakuisisi Activision Blizzard seharga US$ 95,00 per saham. Ketika transaksi ini rampung, Microsoft akan menjadi perusahaan game terbesar ketiga di dunia dari segi pendapatan, setelah Tencent dan Sony. Akuisisi yang direncanakan termasuk game ikonik dari studio Activision Blizzard dan King, seperti “Warcraft”, “Diablo”, “Overwatch”, “Call of Duty”, dan “Candy Crush”. Perusahaan ini memiliki studio di seluruh dunia dengan hampir 10 ribu karyawan.

“Kami berinvestasi besar-besaran dalam konten, komunitas, dan cloud kelas dunia untuk mengantarkan era baru game yang mengutamakan pemain dan pembuat konten, sekaligus menjadikan game aman, inklusif, dan dapat diakses oleh semua orang," ujar Chief Executive Officer (CEO) Microsoft, Satya Nadella.

CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick, berujar kombinasi bakat kelas dunia Activision Blizzard dan waralaba luar biasa dengan teknologi Microsoft, distribusi, akses ke bakat, visi ambisius, dan komitmen bersama untuk bermain game serta inklusi akan membantu memastikan kesuksesan yang berkelanjutan dalam industri yang semakin kompetitif. "Selama lebih dari 30 tahun, tim kami yang sangat berbakat telah menciptakan beberapa game paling sukses,” kata Bobby.

Indonesia dan Global

Kritikus game sekaligus penulis Jagatplay.com, Pladidus Santoso, menilai transaksi akuisisi tersebut belum rampung. Pasalnya, kata dia, otoritas antitrust harus meneliti rencana akuisisi ini agar tidak menjadi monopoli. "Kalau dianggap ada potensi monopoli, akan ditolak, lalu batal. Kalau lolos, akan dilanjutkan," ujarnya.

Seandainya transaksi tersebut terlaksana, Pladidus berujar produk Microsoft terutama Xbox Game Pass dan cloud gaming akan punya nilai jauh lebih tinggi dari saat ini. "Tapi Microsoft sendiri belum menentukan apakah game Activision Blizzard akan eksklusif (hanya untuk Microsoft),” ujarnya.

Pladidus memberi contoh, game Minecraft yang dibeli oleh Microsoft pada 2014 tidak dijadikan konten eksklusif. Kondisi ini berbeda saat Microsoft mengakuisisi developer game Bethesda. Produk Bethesda, seperti Fallout dan Evil Within, menjadi eksklusif untuk Xbox dan PC yang dikuasai Microsoft.  

Kepala Akademi Esports Garudaku, Robertus Aditya Pratomo Putro, melihat akuisisi ini positif, selama dapat menjadi ajang kompetisi dan membangun sportivitas ekosistem eSports di Indonesia. Akuisisi Activision Blizzard, kata Robertus, akan kembali memicu pertumbuhan industri game sekaligus ekosistem eSports berbasis konsol di Indonesia. 

LARISSA HUDA, REZA MAULANA

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus